Kami akan terus melakukan serangan seperti ini sampai hukum Islam diterapkan di Pakistan."
Islamabad (ANTARA News) - Dua serangan bom terpisah yang menargetkan pasukan keamanan di Pakistan telah menewaskan 19 orang, Jumat, kata para pejabat.

Serangan itu merupakan kekerasan terbaru yang menghantam perundingan perdamaian antara pemerintah dan gerilyawan Taliban, lapor AFP.

Satu serangan bunuh diri di pinggiran kota barat laut, Peshawar, diikuti dengan satu peristiwa pemboman beberapa jam kemudian di kota barat daya, Quetta.

Dialog yang ditujukan untuk mengakhiri pemberontakan kalangan Islamis selama tujuh tahun itu, yang telah merenggut ribuan nyawa, dimulai kembali pekan lalu.

Para perunding dari pihak pemerintah mengatakan proses sudah siap maju ke tahap berikutnya.

Namun, gencatan senjata yang dideklarasikan oleh Taliban Pakistan pada 1 Maret mendapat guncangan berupa sejumlah kekerasan berdarah, termasuk satu serangan yang terjadi di kompleks pengadilan di Islamabad hingga menewaskan 11 orang.

Faksi utama Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) membantah melakukan serangan tersebut, yang diklaim oleh kelompok pecahan, namun membuat para pengamat mempertanyakan komitmen pihak gerilyawan terhadap dialog.

Ahrarul Hind, kelompok pemberontak yang tak terlalu dikenal, menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.

"Kami melancarkan serangan di Peshawar dan Quetta dan kami tidak memiliki kaitan dengan Tehreek-e-Taliban Pakistan," kata Ahmed Mansoor, juru bicara kelompok itu kepada AFP.

"Kami akan terus melakukan serangan seperti ini sampai hukum Islam diterapkan di Pakistan."

Serangan, yang terjadi pada hari Jumat di desa Sarband di ujung Peshawar, muncul ketika para perunding dari pihak Taliban bertemu dengan pemimpin TTP untuk membicarakan langkah-langkah berikutnya dalam proses perundingan.

Sumber-sumber di kalangan Taliban mengatakan kepada AFP bahwa dewan pemimpin TTP telah meminta agar militer ditarik dari wilayah suku Waziristan Selatan agar perundingan bisa diselenggarakan di sana.

Target peledakan di Peshawar adalah kendaraan lapis baja pembawa personel polisi, kata para petugas.

"Itu adalah serangan bunuh diri dan pelaku pemboman mendekati kendaraan polisi dengan berjalan kaki," kata Najeeb-ur-Rahman, petugas senior kepolisian.

Ia menambahkan, sembilan orang tewas.

Mohammad Faisal, petugas kepolisian lainnya, membenarkan adanya serangan tersebut maupun jumlah orang yang meninggal.

Di Quetta, sebuah bom sepeda yang bermuatan 10 kilogram peledak dan tampaknya ditargetkan untuk menyerang kendaraan pembawa personel keamanan yang sedang melintas, menewaskan 10 orang dan melukai 31 lainnya, kata kepala kepolisian Quetta, Abdul Razzaq Cheema.

Quetta adalah ibukota provinsi Baluchistan di barat daya.

Insiden hari Jumat merupakan serangan paling mematikan yang terjadi di provinsi itu sejak 22 Januari, yaitu ketika sebuah bom yang menargetkan bus pembawa jamaah Syiah kembali dari Iran menewaskan 24 orang.

Menurut data AFP, sudah 7.000 orang yang terbunuh dalam serangan gerilyawan di Pakistan sejak munculnya TTP setelah penggerebekan oleh militer di sebuah masjid radikal pada tahun 2007.


Penerjemah: Tia Mutiasari

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014