Sidoarjo (ANTARA News) - Pompa penyedot yang digunakan untuk membuang air lumpur Lapindo ke Kali Porong, hingga Minggu (17/9) belum optimal karena masih ada kendala teknis yang belum terselesaikan. Ketua Tim Pelaksana Tim Nasional (Timnas) Penanganan Semburan Lumpur di Sidoarjo, Basuki Hadimuljono ditemui KM 38 tol Surabaya-Porong, mengakui bahwa saat ini baru satu pompa yang bisa digunakan untuk mengalirkan air lumpur ke Kali Porong. Lokasi pompa yang beroperasi itu berada di perbatasan Desa Mindi, Kecamatan Porong dengan Desa Pejarakan, Kecamatan Jabon. Sejak Sabtu (16/9) satu unit pompa air telah dioperasikan untuk menyedot air lumpur yang menggenangi sawah warga. Total pompa yang disiapkan saat ini tujuh unit. Empat Unit disiagakan di desa yang berdekatan dengan Kali Porong, sedangkan tiga unit lagi disiagakan di desa yang letaknya jauh dengan Kali Porong, seperti kolam yang ada di Desa Kedung Bendo dan sekitarnya. Alat ini disiapkan untuk membantu pemindahan genangan air menuju kolam penampungan (pond) yang berdekatan dengan Kali Porong. "Masing-masing pompa berkemampuan sedot 300 sampai 350 liter per-detik. Dan kami juga akan mendatangkan tambahan selang sepanjang 1.000 meter," ujarnya. Tak hanya air lumpur yang akan dibuang ke sungai, endapan lumpur juga akan dibuang ke Kali Porong. Opsi itu akan diambil, bila kolam-kolam penampungan tidak mampu lagi menampung luapan air lumpur Lapindo. Langkah tersebut, merupakan upaya mengantisipasi datangnya musim hujan. Apakah nanti lumpur tidak akan menyumbat Kali Porong? Menurut Basuki yang juga Kepala Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, sungai tersebut akan digelontor air sehari dua kali. "Kami akan berkoordinasi dengan Jasa Tirta," tuturnya seraya menjelaskan, Kali Porong akan digelontor air dari Bendungan Lengkong di Mojokerto setiap pukul 07.00-10.00 dan pukul 19.00-22.00 WIB. Sekali penggelontoran 10-15 m3 per-detik. Meski demikian, hingga kini pemerintah belum punya niat membuang lumpur ke Kali Porong. Pertimbangannya, lumpur terlalu berharga untuk dibuang begitu saja. Lumpur itu masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai jenis barang industri. "Kalau tidak terpaksa, lumpur tidak akan kami buang dan mengupayakan semaksimal mungkin menahan lumpur itu di darat," paparnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006