Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memundurkan waktu pemasukan penawaran untuk proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW dari 20 September menjadi 4 Oktober 2006, karena hingga saat ini belum ada dokumen penawaran yang masuk. Hal tersebut disampaikan Ketua Harian Tim Koordinasi Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik, Yogo Pratomo, usai rapat masalah kelistrikan di Kantor Wapres Jakarta, Senin. Rapat antara lain dihadiri oleh Dirut PLN, Eddie Widiono. "Belum ada yang memasukkan (penawaran). Melihat perkembangan itu kita berupaya memundurkan waktu selama dua minggu, supaya nanti ada `bidders` (penawar) sebanyak-banyaknya yang memasukkan penawaran," katanya. Menurut dia, pengunduran waktu pemasukan penawaran selama dua minggu dari 20 September menjadi 4 Oktober itu dimaksudkan agar ada kesempatan dan waktu lebih luang bagi para 'bidders' untuk memasukkan penawaran dengan informasi lebih lengkap agar bisa bersaing dengan `bidders` lainnya. Yogo berharap, hal tersebut dapat memberikan sinyal positif khususnya bagi para `bidders` dari China, Jepang, Korea, dan Jerman bahwa program pembangkit 10.000 MW itu memang program yang menarik untuk diikuti. Ia menambahkan pengunduran waktu itu merupakan permintaan para `bidders` yang berpendapat bahwa waktu yang diberikan belum cukup untuk mempersiapkan dokumen yang lengkap, karena proyek tersebut merupakan `fast track programme` (program percepatan) yang semua jadwalnya dipersingkat. Sebelumnya, pemerintah juga telah mengundurkan waktu pemasukan dokumen teknis dan administrasi dari 6 September menjadi 4 Oktober 2006. Surat dukungan Selain itu, lanjut Yogo, pemerintah juga tengah mempersiapkan "support letter" (surat dukungan) untuk program pembangunan pembangkit tenaga listrik 10.000 MW tersebut. "Ini diharapkan bisa memberi kepastian sejauh mana dukungan pemerintah untuk proyek ini. Jadi apapun yang masih sanggup dilakukan pemerintah akan dikerjakan agar proyek ini selesai tepat pada waktunya," katanya. Pemerintah menargetkan pada 20 Oktober 2006 sudah ada penandatanganan kontrak untuk proyek tersebut sehingga pembangkit bisa beroperasi tahun 2009. PLN tengah melakukan tender 10 proyek PLTU sebagai bagian dari program percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW dalam tiga tahun ke depan. Tujuh proyek merupakan pembangkit 300-400 MW yakni PLTU 2 Banten di Labuan, PLTU 3 Banten di Tengerang, PLTU 1 Jabar di Indramayu, PLTU 2 Jabar di Pelabuhan Ratu, PLTU 1 Jateng di Rembang, PLTU 1 Jatim di Pacitan, dan PLTU 3 Jatim di Tuban. Sedangkan tiga proyek lainnya merupakan pembangkit 600-700 MW adalah PLTU 1 Banten di Suralaya, PLTU 2 Jatim di Paiton, dan PLTU 2 Jateng di Tanjung Jati. (*)

Copyright © ANTARA 2006