didukung oleh realisasi belanja Pemilu 2014 pada triwulan I dan II
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan perekonomian Jakarta pada triwulan I 2014 tumbuh pada kisaran 5,9 hingga 6,3 persen ditopang membaiknya konsumsi dan ekspor.

"Peningkatan konsumsi didukung oleh realisasi belanja Pemilu 2014 pada triwulan I dan II, sedangkan pertumbuhan ekspor didukung oleh meningkatnya permintaan dari negara mitra dagang Jakarta, " sebut Kajian EkonomiRegional Provinsi DKI Jakarta Triwulan IV 2013 BI yang diterima di Jakarta, Rabu.

Belanja Pemilu 2014 diperkirakan mulai terlihat dampaknya pada kinerja konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2014 dan mencapai puncaknya pada triwulan II. Hal itu terkait dengan euforia kampanye pemilihan presiden dan dukungan dana kampanye partai politik.

Namun dampak Pemilu 2014 diperkirakan lebih rendah dibanding dengan Pemilu 2009. Perubahan pada media dan strategi komunikasi di perkotaan mendasari perkiraan itu.

Besarnya jumlah pemilih pemula usia muda serta karakteristik masyarakat Jakarta yang sebagian cenderung menggunakan media elektronik dan internet untuk mendapatkan informasi terkait calon legislatif dan calon presiden, menyebabkan penggunaan media kampanye konvensional seperti kaos dan spanduk lebih terbatas.

Selain itu, pada periode kampanye 2014, penyelenggara pemilu mengeluarkan ketentuan yang lebih membatasi penggunaan spanduk sebagai media kampanye.

Sementara itu untuk pertumbuhan ekonomi selama 2014 secara keseluruhan, BI memperkirakan akan berada pada kisaran 6,0-6,4 persen (tahun ke tahun) terutama didukung oleh peningkatan kinerja ekspor dan investasi.

Meningkatnya ekspor dipengaruhi oleh faktor global terutama semakin membaiknyha prospek pertumbuhan negara maju yang akan mendorong peningkatan permintaan.

Membaiknya perekonomian sejumlah negara Asia yang menjadi mitra dagang juga akan turut berdampak positif pada kinerja ekspor Jakarta. Di samping itu, investasi infrastruktur diyakini akan meningkat signifikan pada keseluruhan 2014 dan memiliki efek ganda terhadap perekonomian Jakarta dalam beberapa tahun ke depan.

Investasi bidang infrastruktur itu antara lain proyek pembangunan MRT, kereta bandara, perluasan pelabuhan dan jalan layang nontol Tanjung Priok, rumah susun Marunda dan Tambora serta proyek pengendalian banjir (Waduk Marunda dan Rorotan) sebagai investasi infrastruktur berskala besar yang akan direalisasikan secara bertahap.

BI mencatat perekonomian Jakarta pada triwulan IV 2013 tumbuh sebesar 5,6 persen, atau jauh melambat dibandingkan dengan triwulan III 2013 yang mencapai 6,2 persen.

Dari sisi penggunaan, perlambatan ekonomi disebabkan oleh melambatnya konsumsi dan investasi. Di sisi sektoral, melambatnya pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV 2013 bersumber dari sektor-sektor utama yaitu perdagangan, hotel dan restoran (PHR), sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa keuangan, real estate dan jasa perusahaan.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014