Makassar (ANTARA News) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Makassar mengecam pemukulan oleh Barisan Pengamanan Penegakan Syariat Islam (BPPSI) sulawesi Selatan saat mereka meliput ceramah ustadz Abubakar Ba`asyir di Masjid Baiturrahman, Makassar, Rabu. "Aksi kekerasan terhadap wartawan tersebut menjadi reseden buruk bagi penyenggara tablig akbar yakni Komite Penegakan Syariat Islam (KPSI) Sulsel. Mereka tidak menghargai profesi wartawan dan kebebasan pers yang dilindungi UU Nomor 40 tahun 1999," jelas Syarief Amir, Ketua AJI Kota Makassar. Pemukulan wartawan itu terjadi saat Abubakar Ba`asyir turun dari atas mobil di halaman mesjid dan langsung dikerumuni oleh sejumlah wartawan yang hendak mengambil gambarnya. Namun sejumlah pemuda penegak Syariat Islam langsung mendorong tiga orang wartawan yakni Jusuf Ahmad (fotografer Harian Tribun Timur Makassar), Ana Rusli (koresponden ANTV dan Djaya (korepsonden RCTI). Akibatnya terjadi aksi saling dorong sehingga mengakibatkan Ana Rusli jatuh dan terinjak oleh orang-orang yang hendak melihat langsung Abubakar Ba`asyir. Beberapa wartawan lainnya langsung mengangkat Ana berdiri sehingga terhindar dari kecelakaan akibat terinjak massa. Sedangkan Djaya, koresponden RCTI mendapat sekali pukulan di bagian uluhatinya oleh seorang pemuda yang saat itu mengamankan Ba`asyir dengan membentuk barisan sampai ke dalam masjid. Sekaitan dengan hal tersebut, AJI Kota Makassar mengeluarkan pernyataan sikap yang intinya menyesalkan tindakan oknum anggota barisan pengamanan KPSI Sulsel yang tidak kooperatif bahkan tidak menghargai tugas wartawan. AJI meminta KPSI Sulsel meminta maaf secara tertulis dan diumumkan melalui media massa atas perbuatan tidak terpuji itu. Menanggapi peristiwa tersebut, Syamsuddin Alimsyah, Ketua Panitia Milad VI KPSI Sulsel menyatakan, secara kelembagaan pihaknya memohon maaf atas insiden tersebut. Syamsuddin belum bisa memastikan apakah pemuda yang melakukan pemukulan itu benar anggota BPPSI karena tablig akbar itu adalah forum terbuka sehingga siapa saja bisa menyamar sebagai anggota BPPSI dan melakukan aksi kekerasan untuk `menodai` tablig akbar yang menghadirkan ustadz Ba`asyir.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006