"Silakan tunggu dan lihat kebijakan ekonomi pemerintahan baru ... Baht kemarin mengalami depresiasi di New York, tetapi sekarang sudah stabil," kata Gubernur Bank Sentral Thailand.
Bangkok (ANTARA News) - Tergulingnya Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra tidak akan menjadi pukulan mematikan bagi ekonomi negara itu dan perubahan yang terjadi dapat diterima rakyat, kata gubernur Bank Sentral Thailand (Bank of Thailand) Rabu. "Revolusi yang terjadi tidak terlalu buruk dan tidak ada kekerasan," kata gubernur BOT Pridiyathorn Devakula sekembalinya dari pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF)/Bank Dunia di Singapura. "Perubahan ini dapat diterima oleh masyarakat, sehingga tidak akan mempengaruhi investasi," katanya. Ekonomi Thailand menderita karena kemacetan politik yang berlangsung cukup lama di bawah pemerintahan Thaksin. Lembaga studi finansial negeri itu baru-baru ini merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi negara itu untuk tahun 2006 menjadi 4,2 - 4,7 persen dari perkiraan sebelumnya 4,2 - 4,9 persen, karena kenaikan harga minyak dan ketidakpastian politik. Nilai mata uang Thailand baht turun terhadap dollar AS setelah pasar berekasi terhadap berita kudeta, dan lembaga pemeringkat Standard and Poor`s menyatakan bahwa kudeta itu melumpuhkan pemerintahan dan meruntuhkan iklim investasi. Pridiyathorn mengatakan kudeta itu hanya akan berdampak terhadap ekonomi dalam jangka pendek, yang dia perkirakan akan tumbuh 4,5 persen pada tahun ini, walaupun ada kemunduran. "Setelah kudeta, penurunan investasi akan bangkit kembali," katanya. "Silakan tunggu dan lihat kebijakan ekonomi pemerintahan baru ... Baht kemarin mengalami depresiasi di New York, tetapi sekarang sudah stabil," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006