Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Kamis pagi, menguat menjadi Rp9.135/9.140 dibandingkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya pada level Rp9.160/9.180 per dolar AS, atau mengalami kenaikan sebanyak 25 poin karena pelaku cenderung melepas dolar. "Aksi lepas dolar di pasar lokal dinilai wajar, setelah mengalami kenaikan cukup tinggi, sehingga mendorong pelaku pasar mencari untung (profit-taking)," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Kamis. Menurut dia, pasar saat ini didominasi aksi lepas dolar AS dan membeli rupiah, setelah kudeta militer di Thailand tak menimbulkan efek yang berarti, sehingga mendorong mata uang Asia juga menguat yang semula dikhawatirkan akan terus terpuruk. Kenaikan rupiah itu juga didukung oleh membaiknya pasar saham Asia dan menguatnya yen terhadap dolar AS, setelah bank sentral AS (The Fed) mengumumkan tidak menaikkan suku bunganya yang merupakan kedua kalinya dalam pertemuan The Fed mempertahankan suku bunga AS, katanya. The Fed, lanjutnya, masih mempertahankan suku bunganya untuk kedua kali sebesar 5,25 persen, setelah melihat laju inflasi yang menurun. Meski demikian, suku bunga bukan berarti akan tetap bertengger di level tersebut dan kemungkinan besar bisa naik atau turun apabila laju inflasi menguat atau melemah. Apalagi The Fed sendiri menyatakan akan memperhatikan indikator kinerja ekonominya, katanya. Jadi, lanjut Kostaman, kenaikan rupiah saat ini apabila didukung dengan masuknya Bank Indonesia ke pasar, dukungan positif dari eksternal akan semakin besar dan rupiah diperkirakan akan mendekati level Rp9.100 per dolar AS. Walaupun begitu, kenaikan ini diharapkan menjadi awal bagi rupiah untuk terus menguat hingga bisa berada di level Rp9.000 per dolar AS sampai akhir tahun ini, katanya. "Kami memperkirakan rupiah pada penutupan pasar sore nanti akan kembali menguat dan mendekati level Rp9.100 per dolar AS, melihat tingginya sentimen positif pasar terutama dari eksternal," katanya. Di pasar regional, dukungan yang muncul terhadap rupiah, seperti indeks Nikkei, Jepang naik sebesar 0,49 persen, indeks, Kospi, Korea Selatan, menguat, 0,78 persen dan indeks SP/ASX 200 melonjak 0,54 persen. Rupiah sebelumnya diperkirakan akan mencapai Rp9.000 per dolar AS pada akhir tahun ini, apalagi Bank Indonesia (BI) menyatakan rupiah akan bergerak dalam kisaran antara Rp9.000 sampai Rp9.500 per dolar AS. Jadi pergerakan rupiah yang saat ini cenderung melemah dinilai masih wajar, karena masih berada dalam kisaran tersebut, demikian Kostaman Thayib. (*)

Copyright © ANTARA 2006