Jakarta (ANTARA News) - Saat bayi mengalami stres, orang tua terutama ibu dapat menjalin ikatan emosional pada bayi mereka, salah satunya dengan membangun kelekatan atau "secure attachment".

"Secure attachment ini dapat dibangun oleh orang tua melalui kegiatan sehari-hari, misalnya saat memberi makan anak atau menyusui bayi atau memberikan sentuhan dalam bentuk pijatan," ungkap Psikolog anak, Rini Hildayani, M.Si.,dalam diskusi tentang hubungan pencernaan sehat dan pertumbuhan otak anak di Jakarta, Kamis.

Rini mengatakan, saat memberi makan anak, terjadi kontak kulit antara ibu dengan anak, ada interaksi ibu dengan anak, sehingga memberikan mereka rasa nyaman.

Menurutnya, secure attachment adalah ikatan emosional yang bertahan, ditandai kecenderungan untuk mencari dan memelihara kedekatan dengan orang tertentu,terutama saat berada dalam situasi tertekan.

Kemudian, lanjut ia, secure attachment dapat diasah melalui pengasuhan yang tepat. Orang tua dalam hal ini dapat memberikan umpan balik yang responsif atas tanda-tanda yang ditampilkan bayi.

"Responnya harus tepat, misal ia menangis karena takut, maka ibu harus memberikan bayi rasa nyaman," katanya.

Rini mengungkapkan, beberapa gejala yang dapat orang tua kenali saat bayi mengalami stres, yakni: masalah tingkah laku, temperamen sulit, mudah frustasi, sering menangis, dan kemarahan meledak-ledak.

Menurutnya, stres sebenarnya bisa terjadi saat bayi dalam kandungan, salah satu pemicunya adalah stres yang dialami ibu. Semakin tinggi usia kandungan, maka semakin tinggi tingkatan stres yang dialami ibu.

Kemudian saat lahir, rasa sakit, perasaan tidak nyaman, rasa lapar, kejadian yang tidak dapat diramalkan, bertemu orang asing dan gangguan kelekatan atau "attachment" merupakan penyebab yang memicu bayi mengalami stres.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014