Kota Gaza (ANTARA News) - Pasukan khusus Israel yang didukung satu helikopter angkut, menyerbu satu kubu pejuang Palestina di bagian selatan Jalur Gaza, Kamis, dan melukai dua orang Palestina dalam bentrokan bersenjata dengan pejuang setempat, kata beberapa saksi mata. Mereka menyatakan anggota pasukan komando tersebut mengepung satu rumah milik anggota faksi garis keras HAMAS, yang memerintah, di dekat Rafah, kota kecil di perbatasan selatan Jalur Gaza dengan Mesir, yang sering digunakan sebagai tempat untuk menyelundupkan senjata. Rafah juga merupakan daerah yang dipercaya Israel dijadikan tempat menyekap seorang prajurit Yahudi yang ditangkap dalam serangan lintas perbatasan oleh beberapa pejuang Palestina dari Jalur Gaza pada 25 Juni, Gilad Shalit. Jurubicara militer Israel belum memberi komentar. Beberapa saksi mata mengatakan tentara Israel menyerbu daerah Rafah dalam kegelapan malam dengan menggunakan jip lapis-baja ringan, tanpa dikawal oleh tank dan helikopter serang yang biasanya menyertai serangan semacam itu ke dalam daerah berpenduduk padat Jalur Gaza. Satu helikopter angkut Israel mendarat di tempat tersebut setelah bentrokan meletus, diduga untuk mengungsikan korban jiwa, kata mereka. Dua orang Palestina yang cedera dalam pertempuran itu belum diidentifikasi karena tentara tak mengizinkan staf medis mendekat. Penangkapan Shalit, dalam serangan yang juga menewaskan dua prajurit Yahudi, menjerumuskan hubungan Palestina-Israel ke titik berbahaya. Pasukan Israel sejak itu telah melancarkan dua operasi besar di Jalur Gaza, dan menewaskan lebih dari 210 orang Palestina --sekitar separuh dari mereka warga sipil. Israel menyatakan serangan pada waktu lalu ditujukan guna menghentikan pejuang Palestina menembakkan roket rakitan mereka melintasi perbatasan. Israel meninggalkan Jalur Gaza tahun lalu, setelah 38 tahun pendudukan, dalam apa yang disebutnya sebagai upaya untuk meredam kerusuhan. Peningkatan bentrokan sejak itu telah membuat Perdana Menteri Ehud Olmert membekukan rencana penarikan sepihak serupa dari wilayah pendudukan Tepi Barat Sungai Jordan. Sementara itu Kuartet diplomatik mengenai Timur Tengah, Rabu, menyampaikan dukungannya bagi upaya Presiden Palestina Mahmud Abbas guna membentuk pemerintah persatuan nasional dengan HAMAS. Pertemuan pejabat tinggi dari Kuartet Internasional --Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan PBB-- juga memperbarui bantuan keuangan darurat sementara bagi wilayah Palestina selama tiga bulan, demikian Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006