Bangkok (ANTARA News) - Raja Bhumibol Adulyadej yang sangat dicintai rakyat Thailand belum juga mengatakan apapun mengenai kudeta, namun banyak warga yang menganggap kebungkaman Raja sebagai bukti bahwa para petinggi militer mendapat dukungan istana. "Kudeta dinilai disetujui dan secara implisit disahkan oleh Raja yang dipuja secara luas di Thailand," kata ahli politik Universitas Chulalongkorn Bangkok, Thitinan Pongsudhirak. "Sehingga legitimasi, penerimaan, dan realtif tampak reda di Bangkok." "Para Jenderal yang mengirim tank yang berkeliaran di jalan-jalan Bangkok minggu ini mengatakan bahwa mereka bertindak dalam lindungan Raja Bhumibol Adulyadej (78) yang merupakan raja paling lama berkuasa di dunia. Jenderal Sonthi Boonyaratglin, yang pasukannya mengenakan ikatan kuning di lengan mereka sebagai tanda kesetiaan kepada raja, berkata bahwa raja telah mensahkan dewan militer interim yang menyingkirkan perdana menteri Thaksin Shinawarta. Sonthi bertemu dengan raja sesaat setelah kudeta. Untuk meyakinkan kembali masyarakat setelah penggulingan Thaksin yang dituduh melakukan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, para jenderal mengambil alih stasiun televisi dan menyiarkan gambar sang raja semalaman. "Saya yakin Sonthi percaya bahwa istana akan setuju dengan apa yang dia lakukan," kata Paul handley, seorang wartawan Washington dan penulis biografi `The King Never Smiles.` Seorang pejabat militer yang terlibat dalam kudeta itu yang tidak mau disebut namanya, menurut Prem Tinsulanoda, seorang bekas kepala pertama dewan penasehat raja, mengatakan bahwa ia mendukung kudeta, sebuah kepercayaan yang diyakinii oleh beberapa diplomat barat. Rumor kudeta telah muncul di Bangkok sejak Prem dua kali mengatakan kepada tentara pada bulan Juli bahwa mereka harus setia kepada raja. "Dia berkata pada dasarnya tentara bertanggung jawab terhadap raja bukannya perdana menteri dan para pemimpin politik hanya bersifat sementara, sedangkan raja tetap," kata Handley dikutip AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006