PARIS, 21 September (ANTARA/PRNewswire/AsiaNet) -- Gugus Tugas Internasional para pakar hari ini bertemu di Paris untuk meluncurkan pedoman baru mengenai diagnosa dan penanganan alergi protein susu sapi - cows' milk protein allergy (CMPA) pada bayi. Gugus Tugas ini dibentuk setelah hasil survei internasional[1], yang mengungkapkan bahwa 72 persen professional perawatan kesehatan (HCP) mengelirukan gejala alergi susu dengan kondisi lain. Survei ini mendemonstrasikan kebingungan ini menyebabkan penundaan diagnosa dan membiarkan 70 persen orang tua para bayi penderita CMPA merasa khawatir dan bersalah atas kondisi anak mereka. "Panduan baru ini, jika digunakan di tataran negara, akan memperbaiki cara penanganan bayi penderita CMPA ikut menghindari penderitaan yang tidak perlu melalui penundaan diagnosa," komentar Profesor Yvan Vandenplas, Kepala Gugus Tugas Internasional yang membuat Protokol tersebut. Survei atas lebih dari 500 HCP (termasuk dokter rawat primer, dokter anak dan bidan), mengungkapkan bahwa 85 persen HCP ingin lebih banyak informasi tentang CMPA secara umum dan seperempatnya (23 persen) tidak puas dengan peralatan diagnosa terkini. Karena 66 persen dari mereka yang disurvei memandang antara satu dan tiga kasus alergi susu tiap bulan, pembuatan pedoman dipandang sebagai suatu prioritas untuk memastikan bahwa bayi penderita kondisi ini didiagnosa secara cepat dan akurat serta ditangani secara efektif. Susu sapi adalah penyebab paling umum alergi makanan pada bayi dan anak[2] yang menyerang sedikitnya dua hingga tiga persen bayi.[3] Bagaimanapun, gejala yang mengesankan CMPA, termasuk ruam kulit, bengek, muntah, dan diare, boleh jadi terdapat pada 15 persen bayi[4]. Tidak mengherankan, kondisi ini berdampak besar atas bayi dan keluarga mereka. Sebanyak 1000 orang tua juga telah ditanyai sebagai bagian dari survei ini[5] dan 82 persen mengatakan bahwa CMPA yang diderita anak mereka membuatnya tidak dapat tidur dan empat di antara sepuluh (38 persen) berkata keadaan ini menimbulkan pertengkaran dengan pasangan mereka. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan adalah efek yang diyakini para orangtua disebabkan kondisi ini pada anak mereka, dengan sekitar separuhnya (49 persen) mengatakan bahwa alergi ini berarti anak mereka gagal berkembang dengan cepat. Secara keseluruhan, hampir dua pertiga dari mereka yang disurvei mengatakan, kondisi ini berdampak atas kehidupan keluarga mereka dalam beberapa cara. Profesor Christophe Dupont yang memimpin bersama pertemuan di Paris ini, berkata, "HCP tidak memiliki akses ke peralatan diagnosa bermutu baik pada CMPA, yang mungkin menjelaskan mengapa begitu banyak orang bingung tentang kondisi. Pedoman baru tersebut akan memenuhi kebutuhan ini. Prioritasnya adalah memastikan bahwa bayi yang memperlihatkan gejala ini secepatnya dijemput, diuji dan ditangani secara baik." Pedoman lengkap ini dalam bentuk dua protokol, satu untuk bayi yang menyusui dan satu lagi untuk bayi yang menyusu dari botol, bersama dengan manuskrip yang merinci proses diagnosa dan penanganan, akan diumumkan dalam jurnal yang dikaji ulang tim ahli pada tahun 2007. Gugus Tugas ini mempelopori kampanye bertema "Tindakan Melawan Alergi," yang meliputi aktivitas meningkatkan kepedulian dan bahan-bahan pendidikan untuk membantu baik itu HCP dan orang tua untuk mengurus CMPA secara lebih baik. Di samping panduan yang diluncurkan hari ini, peralatan meliputi situs web baru untuk HCP, orang tua bayi penderita CMPA dan media www.actagainstallergy.com Catatan untuk editor Tindakan Melawan Alergi disponsori oleh hibah pendidikan dari SHS International. Survei dilaksanakan di antara 505 HCP dan seribu pasien di Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol dan Italia untuk membentuk sikap dan pemahaman mereka terhadap CMPA Referensi: [1]. Survei lewat telepon di antara 505 HCP . Riset KRC, November 2005. [2]. Niggemann B et al. Study multi pusat, terkontrol, prospektif pada efek asam amino berbasis formula pada bayi alergi susu sapi/intoleransi dan atopic dermatitis. Pediatr Allergy Immunol. 2001;12: 78-82. [3] Sicherer SH. Ulasan: Alergi makanan. Lancet. 2002;360: 701-710. [4] Host A. Alergi protein susu sapi dan intoleransi infancy. Pediatr Allergy Immunol. 1994;5: 1-36. [5] Survei lewat telepon di antara seribu orang tua anak usia nol hingga tiga tahun. Riset KRC, November 2005. SUMBER: SHS internasional KONTAK: Harriet Hopkins +44-207-067-0204 atau hhopkins@webershandwick.com Situs Web: www.actagainstallergy.com (T.AD001/B/W001/W001) 21-09-2006 21:52:54

Copyright © ANTARA 2006