New Delhi (ANTARA News) - Badan keamanan India hari Kamis menahan enam orang berkaitan dengan serangkaian ledakan di kota Mumbai, India Barat, Juli lalu yang menewaskan 186 orang, kata media. Tahanan itu diduga bibit kelompok keras Lashker-e-Toiba (LeT), yang berkedudukan di Pakistan, kata kantor berita India PTI mengutip keterangan sumber di badan penyelidikan. Badan keamanan India yakin peledakan bom itu dilakukan LeT dengan bantuan tenaga setempat dari Gerakan Mahasiswa Islam India. Petunjuk didapat penyelidik dari berbagai bagian negeri itu dan bukti mengarah pada keterlibatan LeT, kata sumber tersebut. Lebih dari 700 orang cedera akibat ledakan di jaringan kereta Mumbai dalam jam sibuk lalu lintas 11 Juli itu. Pejabat menyatakan jatidiri tahanan itu akan dibuka sesudah pembuktian atas pendahulunya dan kaitannya dengan pemboman tersebut. Polisi India ahir Agustus menembak mati seorang pria dan menahan seorang lagi di pusat keuangan di Mumbai berkaitan dengan penyelidikan perkara pemboman bulan sebelumnya itu. Berdasarkan atas petunjuk, polisi mengepung gedung di pusat kota tersebut dan mulai mencari dua tersangka, kata pejabat polisi. Kedua tersangka tersebut dipaksa menyerahkan diri, namun salah satunya mengeluarkan senjata otomatis, sehingga polisi melepaskan tembakan balasan. Peristiwa tersebut terjadi pada dinihari waktu setempat. Sejauh ini, 13 orang ditahan, termasuk di antaranya insinyur, wartawan, ahli komputer, dan dokter, berkaitan dengan kejadian di stasiun dan jaringan kereta dalam kota tersebut. Seorang tersangka, yang ditahan sebelumnya, memberi keterangan kepada polisi mengenai sasaran lain, kata KP Raghusvanshi, kepala regu antiteror kepolisian Mumbai. "Selama delapan hingga sepuluh hari, kami mendapat masukan intelijen bahwa teroris kemungkinan bersembunyi di Mumbai. Kami juga mencurigai masih ada teroris bersembunyi di kota ini," katanya dikutip DPA. Sebuah senjata otomatis dan satu kotak bahan peledak ditemukan di tempat penembakan tersebut, tambahnya. Petugas keamanan India menyatakan ledakan Juli itu dilakukan oleh kelompok setempat, yang memiliki jaringan dengan Pakistan. Kelompok keras berkedudukan di Pakistan LeT kini merupakan buron utama. Pemerintah Pakistan dan LeT membantah terlibat dalam serangan bom itu. Islamabad menawarkan bantuan kepada India untuk menyelidiki perkara tersebut. Sebagai tanggapan, pemerintah India meminta Pakistan menahan pimpinan LeT serta seorang gembong kejehatan bawah tanah, yang diyakini bertanggungjawab atas sejumlah pemboman di Mumbai tahun 1993. Presiden Pakistan Pervez Musharraf marah dan kecewa pada India, yang menyalahkan pemerintahnya atas ledakan bom di Mumbai itu, yang disebutnya pekerjaan "teroris lepas".(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006