Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR periode 1999-2004, Prof DR H. Amien Rais, menegaskan bahwa dirinya belum berpikir untuk maju menjadi Calon Presiden (Capres) pada 2009. "Saya masih jauh untuk maju," katanya kepada wartawan di sela-sela Seminar Kontroversi Program Pengentasan Kemiskinan dan Utang Luar Negeri di kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Jakarta, Jumat. Menurut Guru Besar di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta itu, Pemilihan Presiden (Pilpres) tidak bisa "kagetan", karena banyak faktor yang menentukan, seperti apakah eranya belum berlalu, finansial mencukupi, dan rakyat masih mendukung. Orang-orang yang bisa dipilih oleh rakyat sebagai presiden, menurut dia, adalah orang-orang yang masih bisa diterima oleh rakyat. Oleh karena itu, ujarnya, jika berkeinginan menjadi presiden perlu dikaji lebih dulu, karena jangan-jangan rakyat sudah tak berminat. Amien juga menceritakan mengenai masa lalunya ketika sejumlah partai dan para tokoh, seperti Akbar Tanjung, BJ Habibie, dan Wiranto meminta dirinya menjadi presiden guna bersaing dengan Megawati, padahal saat itu dirinya sudah menjabat sebagai Ketua MPR selama 10 hari. "Akhirnya, saya minta maaf pada Pak Habibie, tokoh-tokoh lainnya dan juga partai-partai yang siap mendukung bahwa saya tidak bersedia diajukan sebagai presiden kala itu," kata mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (DPP PAN) tersebut. PAN saat itu hanya memperoleh 7,2 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 1999, sehingga jika sampai dirinya menerima usulan para tokoh, agar maju menjadi Presiden periode 1999-2004, maka pribadinya bakal dianggap mengambil kesempatan dalam kesempitan, serta akan menimbulkan kemarahan, demikian Amien Rais. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006