"Kelompok perlawanan saat ini lebih kuat daripada saat 12 Juli (saat Israel menyerbu Libanon) ... dan lebih kuat daripada sebelumnya," kata Nasrallah.
Beirut (ANTARA News) - Pemimpin pejuang Syiah Libanon, Hizbullah, Hassan Nasrallah, hari Jumat menyatakan kelompok gerilyanya tidak akan menyerahkan persenjatannya dalam negara lemah Libanon, yang tidak mampu mempertahankan diri dari ancaman Israel. Ia menyatakan itu dalam rapat akbar ribuan pendukungnya, yang merayakan kemenangan melawan Israel dalam perang sebulan dan berahir tengah Agustus, di wilayah Syiah di pinggiran selatan Beirut, ibukota Libanon. "Kami tidak ingin menyimpan senjata selamanya. Kami tidak mengatakan bahwa senjata kami abadi dan itu tidak nalar. Itu harus berahir," kata Nasrallah di depan ribuan orang itu. "Tapi, setiap kata pelucutan pejuang ... di bawah negara ini, pemerintah ini, penguasa ini dan keadaan saat ini berarti membiarkan Libanon di bawah ancaman pembunuhan dan pemboman Israel atas kemauannya," katanya. Ia menyatakan kelompoknya memiliki lebih 20.000 roket dan berada dalam kemampuan tentara paling kuat daripada sebelumnya, kendati ribuan di antaranya sudah dipakai melawan Israel. "Kelompok perlawanan saat ini memiliki lebih dari 20.000 roket," katanya. Salah satu tujuan Israel melancarkan serbuan ke Libanon ialah menghancurkan kemampuan HIzbullah menembakkan roket, yang ribuan di antaranya ditembakkan ke negara Yahudi itu dalam kemelut tersebut, yang berahir 14 Agustus dengan gencatan senjata, yang diperantarai Perserikatan Bangsa-Bangsa. "Kelompok perlawanan saat ini lebih kuat daripada saat 12 Juli (saat Israel menyerbu Libanon) ... dan lebih kuat daripada sebelumnya," kata Nasrallah. Ia menyeru pembentukan pemerintah baru di Libanon, karena pemerintah gabungan anti-Suriah saat ini tidak dapat menangani tantangan sesudah perang 34 hari dengan Israel itu. "Kami merayakan kemenangan agung, hebat, bersejarah dan strategis," katanya. Nasrallah menyatakan ia memutuskan tampil pertama sejak perang berawal 12 Juli itu sekitar setengah jam sebelum pawai tersebut dimulai. "Berdiri di sini, di depan Anda ... mendatangkan bahaya bagi Anda dan saya," katanya, dengan menambahkan bahwa hati dan pikirannya tidak mengijinkannya tampil di layar televisi. "Saya mengimbau Anda berkumpul hari Jumat untuk merayakan kemenangan dan menghormati pahlawan, anak-anak tak berdosa, yang tewas dalam perang itu, dan yang cedera," kata Nasrallah seperti dikutip kantor-kantor berita transnasional. Israel melancarkan serangan besar-besaran 12 Juli terhadap pejuang Hizbullah untuk membalas penawanan dua tentara Israel oleh gerakan itu dalam serangan lintas batas Israel-Lebanon pada hari sama. Hizbullah mengaku menang dalam serangan 33 hari itu, kendati pasukan Israel masih menduduki sejumlah wilayah di Lebanon selatan dan menimbulkan kerusakan besar pada pangkalan Hizbullah di pinggiran Beirut selatan. Nasrallah menyatakan mereka siap menukarkan dua tentara Israel tawanan mereka dengan tahanan Libanon, yang mendekam di penjara Israel.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006