Jerusalem (ANTARA News) - Juru runding Israel dan Palestina, Kamis, mengadakan pertemuan dengan utusan Amerika Serikat Martin Indyk, dalam upaya untuk menemukan cara guna memperpanjang pembicaraan perdamaian yang goyah.

Pertemuan itu telah ditunda satu hari, dengan Israel menyiratkan penundaan itu karena pembunuhan seorang perwira polisi Israel di Tepi Barat.

Tetapi pihak Palestina mengatakan penundaan itu dikarenakan untuk memungkinkan partisipasi utusan AS Martin Indyk, lapor AFP.

Juru runding Israel dan Palestina melakukan pertemuan sendiri pada Minggu dan mengadakan pertemuan tiga arah dengan Indyk sepekan yang lalu, dalam upaya terakhir untuk menyelamatkan proses perdamaian yang stagnan, yang diluncurkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry pada bulan Juli untuk periode sembilan bulan .

Washington mendorong perpanjangan pembicaraan melampaui tenggat waktu 29 April, tapi negosiasi itu menemui jalan buntu dua pekan lalu ketika Israel menolak untuk melepaskan sekelompok tahanan Palestina yang telah disepakati pada saat peluncuran pembicaraan .

Pihak Palestina membalas dengan mencari aksesi ke beberapa perjanjian internasional .

Meski krisis itu, juru bicara Presiden Palestina Mahmud Abbas Nabil Abu Rudeina menekankan pembicaraan bisa diperpanjang jika Israel membebaskan 26 tahanan itu, gelombang terakhir dari total 104 tahanan veteran yang Israel setuju untuk dibebaskan.

"Apa yang dibutuhkan sekarang adalah komitmen Israel pada isu-isu yang dapat menyebabkan perpanjangan pembicaraan. Jika mereka melakukan , kita sudah siap ," katanya, Rabu .

Dan Abbas mengatakan kepada anggota parlemen oposisi Israel yang mengunjunginya di pusat pemerintahan Tepi Barat Ramallah bahwa ia akan bersikeras agar 14 orang Arab Israel termasuk di antara mereka yang dibebaskan, menurut surat kabar Haaretz .

Laporan itu mengatakan jika pembicaraan diperpanjang, Abbas ingin tiga bulan pertama " dikhususkan untuk diskusi serius mengenai perbatasan."

Palestina menginginkan negara yang berdasarkan garis yang ada sebelum Israel menduduki Tepi Barat dan Jalur Gaza pada Perang Enam Hari tahun 1967.

Menurut televisi Channel 2, Kepala Keamanan Dalam Negeri Israel Shin Bet menyerukan 10 dari 26 tahanan yang dijadwalkan untuk dibebaskan dideportasi ke luar negeri atau ditransfer ke Jalur Gaza.

(Uu.G003/M014)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014