Jakarta (ANTARA News) - Federasi Bulutangkis Internasional (IBF) akhirnya batal menjatuhkan sanksi larangan bertanding bagi pebulutangkis Indonesia Taufik Hidayat berkaitang dengan kasus walkout (meninggalkan pertandingan) di Hong Kong Terbuka beberapa waktu lalu. Ketua Bidang Luar Negeri Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) G. Sulistiyanto di Jakarta, Minggu, mengungkapkan bahwa Taufik hanya dijatuhi sanksi tidak mendapat hadiah uang dan poin yang seharusnya didapat pada Hong Kong Terbuka. "Kemarin (Sabtu) siang waktu Madrid (Spanyol), Taufik telah dipanggil Komisi Disiplin IBF didampingi oleh Rudy Hartono (Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI) dan Lius Pongoh (Kasub Bid Pelatnas) atas kasus Hong Kong Terbuka," kata Sulistiyanto. "Atas pertimbangan surat dari PBSI, Taufik hanya terkena sanksi tidak mendapat prize money dan poin di event tersebut, tetapi tetap bisa main seperti biasa," tambahnya. Seperti diberitakan sebelumnya, dalam sebuah insiden yang belum pernah terjadi pada bulutangkis papan atas, Taufik meninggalkan pertandingan pada perempat-final melawan rival kuatnya Lin Dan pada Hong Kong Terbuka hanya tiga menit setelah pertandingan dimulai karena protes terhadap keputusan hakim garis. Akibat ulahnya tesebut Komisi Disiplin IBF mengancam akan menjatuhi sanksi larangan bertanding hingga enam bulan. Pertemuan untuk menjatuhkan sanksi dilakuan Sabtu (23/9). Taufik sendiri seusai melakukan pertandingan pertamanya di Kejuaraan Dunia Selasa (19/9) lalu telah menyampaikan permintaan maafnya atas insiden tersebut sekaligus menyampaikan pentingnya digunakan teknonogi video untuk menghidari insiden seperti yang terjadi padanya. "Saya menginginkan cabang bulutangkis juga menggunakan rekaman video seperti di tenis dan olahraga lainnya, sehingga bisa membantu wasit dan hakim garis untuk mengeluarkan keputusan," katanya. Ia menambahkan, teknologi video penting untuk menghindari insiden yang membuatnya memutuskan mundur di Hongkong Terbuka bulan lalu akibat keputusan hakim garis yang dinilai tidak adil. Berkaitan dengan ancaman sanksi tersebut, PBSI juga menyampaikan surat permintaan maaf kepada IBF sekaligus mengajukan permohonan agar Taufik tidak dijatuhi larangan bertanding. Dalam surat yang ditandatangani Ketua Umum PB PBSI Sutiyoso tertanggal 20 September kepada IBF, PBSI meminta maaf atas insiden yang dilakukan Taufik tersebut dan menjamin, kejadian seperti itu tidak akan terulang lagi. "Karena larangan bertanding atau denda belum diberlakukan oleh IBF tolong dipertimbangkan untuk tidak memberi sanksi atau hukuman padanya," demikian isi surat tersebut. Batalnya larangan bertanding tersebut membuat kesempatan Taufik untuk berlaga di pesta olahraga negara-negara Asia, Asian Games, 1-15 Desember mendatang tetap terbuka. "Target PBSI (mengirim surat tersebut) memang memberi kesempatan dia membela Indonesia di Asian Games," demikian Sulistiyanto.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006