Washington DC (ANTARA News) - Kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke Amerika Serikat mengokohkan intensitas hubungan RI-AS yang menempatkan Indonesia sebagai mitra strategis dan sahabat vital negeri adidaya tersebut, kata Duta Besar RI untuk Washington DC, Sudjadnan Parnohadingrat. Mata acara kunjungan kerja Wapres selama lima hari yang padat dengan 30 pertemuan dengan pejabat pemerintahan, Kongres maupun dunia usaha AS merefleksikan eratnya hubungan kedua negara. Pertemuan Kalla dengan Wapres AS, Dick Cheney, merekatkan betapa Indonesia makin penting dalam geopolitik dan ekonomi AS, demikian dilaporkan wartawan ANTARA Akhmad Kusaeni yang menyertai kunjungan Jusuf Kalla. Menurut catatan riwayat hidup masing-masing dan laporan media tentang kedua tokoh pemimpin itu, Kalla dan Cheney merupakan dua pribadi yang banyak memiliki kesamaan. Keduanya adalah pengusaha yang sekaligus juga pemimpin negara, sehingga memiliki cara pandang yang kurang lebih sama terhadap berbagai masalah kemasyarakatan dan kenegaraan. Kalla sebelum menjadi orang nomor dua di Indonesia sukses membangun kerajaan perusahaannya, Bukaka Group. Pada masa berkuasanya Partai Demokrat di bawah pemerintahan Presiden Bill Clinton, Cheney menekuni kegiatan di sektor bisnis dengan menjadi CEO perusahaan Halliburton, kelompok usaha yang bergerak di sektor energi dan konstruksi, dari tahun 1995 sampai 2000. Tak suka publikasi Majalah Tempo menobatkan Kalla sebagai Super Vice President dan "Man of Action", karena orientasinya kepada hasil kerja serta tak terlalu menghiraukan kritikan dan popularitasnya. Bukanlah suatu kebetulan jika majalah Time menggambarkan Cheney mempunyai tujuh karakter utama, antara lain Cheney adalah "action man" dan "verbal economizer". Sebagai wakil presiden, Cheney dikenal tidak suka publisitas dan popularitas, karena yang diutamakannya adalah kepemimpinan. Dengan kepercayaan besar dari Presiden George Bush, sikap kepemimpinan yang tegas dan pandangan politik neokonservatif, Cheney menjadi tokoh kontroversial dan menjadi sasaran kecaman karena dianggap sebagai salah seorang arsitek utama berbagai kebijakan Presiden Bush dalam hal energi, lingkungan hidup, perang di Irak maupun perang melawan terorisme. Wakil Presiden Cheney juga diakui sangat setia terhadap Presiden Bush. Sosok dan karakter Cheney itu juga kurang lebih dimiliki oleh Jusuf Kalla. "Jadi pertemuan Pak Kalla dengan Cheney akan merupakan pertemuan dua orang pemimpin yang banyak memiliki kesamaan sikap dan pandangan. Tentu hasilnya akan sangat bermanfaat bagi hubungan kedua negara," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, anggota delegasi Indonesia. Sedangkan Dubes RI untuk Washington DC, Sudjadnan Parnohadiningrat, mengatakan pertemuan Kalla-Cheney merupakan peluang bagi peningkatan kerja sama RI-AS di berbagai bidang. Momentum pertemuan itu, kata Sudjadnan, perlu dipertahankan dan ditingkatkan dengan mengembangkan cakupan kerja sama atau 'area of common interests' dan meminimalkan perbedaan atau 'area of differences' dalam berbagai segmen pola hubungan RI-AS. Aset politik Ketika menyambut rombongan Wapres yang baru tiba di Washington DC hari Sabtu (23/9), Dubes Sudjadnan menguraikan betapa Indonesia dianggap sangat penting oleh AS. Keberhasilan proses transisi demokrasi di Indonesia merupakan aset politik yang sangat penting yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari hubungan bilateral RI-AS. Indonesia merupakan elemen penting dalam perang AS melawan terorisme global, termasuk perang terhadap Al Qaeda. Keberhasilan Indonesia menangkap pelaku-pelaku teror dan menghancurkan jaringan terorisme merupakan kontribusi yang sangat penting terhadap upaya masyarakat internasional dan pemerintah AS dalam menghadapi terorisme global. Di dalam paradigma pemerintah AS yang meletakkan perang terhadap terorisme dalam kerangka ideologis, maka Indonesia sebagai negara demokrasi sekaligus negara dengan penduduk Muslim terbesar di`dunia merupakan "role model" yang ingin dipromosikan AS, kata Dubes Sudjadnan. Masyarakat Indonesia dengan tradisi agama yang kuat sekaligus toleransi tinggi, dapat berperan sebagai counter balance dalam menghadapi peningkatan radikalisme agama yang dapat membahayakan sendi-sendi demokrasi. Arti pentingnya Indonesia dalam konteks geo-politik tercermin dengan adanya beberapa hal konkrit yang merupakan manifestasi dari dukungan AS terhadap pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla, seperti dengan tegas AS menyatakan dukungan terhadap kedaulatan wilayah RI di Papua, pemulihan hubungan kerja sama militer dan peghentian embargo. Berikan bantuan Di bidang ekonomi, pemerintah AS mendukung upaya reformasi pemerintah RI dengan memberikan perhatian dan bantuan subtansial untuk masalah reformasi pajak, anti korupsi dan anti pencucian utang. Dubes Sudjadnan dalam laporan tertulis menyatakan kalangan pengusaha AS mempunyai komitmen besar untuk menempatkan Indonesia sebagai salah satu pilihan untuk melakukan investasi. Saat ini terdapat lebih dari 300 perusahaan AS yang telah melakukan investasi di Indonesia dengan total investasi lebih dari 12 miliar dolar AS. Sementara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia punya potensi untuk menciptakan ketergantungan AS terhadap Indonesia dalam bidang energi. Indonesia akan menjadin pemasok LNG yang penting ke negeri itu dalam beberapa tahun mendatang. Dengan demikian, dari segi politik dan ekonomi, Indonesia menjadi makin strategis dan sahabat vital bagi Amerika Serikat. Kunjungan Wapres Jusuf Kalla dan pertemuannya dengan Wapres AS Dick Cheney akan menjadi tonggak main erat dan mesranya hubungan Jakarta-Washington. (*)

Copyright © ANTARA 2006