Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah tokoh dari berbagai elemen masyarakat membentuk Tim Konsultasi Korban Lumpur (K2L) Sidoarjo, Jawa Timur, guna membantu kepentingan dan aspirasi masyarakat yang menjadi korban luapan lumpur panas akibat pengeboran gas PT Lapindo Brantas. "Kami memposisikan diri sebagai mediator mengingat sekarang dibutuhkan lembaga yang dapat menampung aspirasi, kebutuhan para korban dan merumuskannya sebelum disalurkan kepada pihak Lapindo, DPRD, Pemkab Sidoarjo, pemerintah pusat dan pihak terkait lainnya," kata Ketua Tim K2L Sidoarjo, HM Ismail kepada pers, di Jakarta, Senin malam. Target yang ingin dicapai tim K2L tersebut, menurut Ismail, mengembalikan harkat dan martabat serta hak-hak lain yang semula dimiliki para korban lumpur Sidoarjo yang kini terampas. Misalnya, hak tempat tinggal dan kekayaan pribadi, hak pangan, pendidikan, pengembangan usaha, beribadat dan sebagainya, kata Ismail. Ia menjelaskan bahwa para korban lumpur Sidoarjo membutuhkan mitra yang independen dan tidak terikat kepada pihak manapun. Karena itu, Tim K2L akan bekerja secara profesional dan amanah serta steril dari tekanan politik dan permainan uang. "Saya tegaskan bahwa misi kami adalah kemanusiaan karenanya semua kegiatan tim akan diberi nama Operasi Kemanusiaan," katanya. Beberapa bidang yang menjadi fokus tim dalam penanganan korban lumpur Sidoarjo antara lain pendidikan, kesehatan fisik dan jiwa, pangan, sandang, kemasyarakatan, papan (penataan kota/desa), pengembangan usaha, perempuan, anak-anak dan hukum. Ia menilai, bidang-bidang itu harus menjadi prioritas karena penanganan korban lumpur panas yang telah dilakukan berbagai pihak selama ini kurang tepat waktu dan tidak tepat sasarannya. Dikatakan, para pendiri dan anggota tim berasal dari berbagai macam elemen seperti organisasi kepemudaan, mahasiswa, LSM, pengacara dan anggota parlemen.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006