Singapura (ANTARA News/AFP) - Harga minyak beringsut lebih tinggi di perdagangan Asia, Rabu, di tengah harapan bahwa laporan stok minyak mentah AS akan mengalahkan perkiraan, mengurangi kekhawatiran tentang permintaan di konsumen minyak mentah dunia.

Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik dua sen menjadi 101,77dolar per barel di pertengahan perdagangan pagi, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni naik 14 sen menjadi 109,41 dolar.

"Harga tetap stabil karena investor berharap bahwa data persediaan AS yang dijadwalkan dirilis Rabu tidak akan bearish seperti yang diperkirakan," kata Ric Spooner, chief market analis pada CMC Markets di Sydney kepada AFP.

"Tapi investor tetap gelisah atas keprihatinan keseluruhan tingkat persediaan AS tampaknya cukup tinggi dan bahwa musim mengemudi pada musim panas mendatang mungkin tidak akan cukup untuk meningkatkan permintaan," katanya.

Laporan mingguan Departemen Energi AS menyebutkan persediaan minyak mentah AS diperkirakan akan menunjukkan peningkatan sebesar 2,4 juta barel, menurut konsensus dari analis yang disurvei oleh Dow Jones Newswire.

Dalam pekan yang berakhir 11 April , pasokan minyak mentah membengkak ke rekor 394,1 juta barel, level tertinggi sejak DoE memulai laporan mingguan di 1982.

Pasokan minyak mentah melonjak 10 juta barel, jauh lebih tinggi dari 1,5 juta yang diperkirakan.

Investor terus "melakukan pengawasan" terhadap perkembangan krisis di Ukraina, kata Spooner.

Negara eka-Soviet pada Selasa meluncurkan operasi militer terhadapsearatis pro-Kremlin, beberapa jam setelah Wakil Presiden AS Joe Biden mengakhiri dua hari kunjungan ke Kiev di mana ia memperingatkan Rusia atas aksi-aksinya di bekas Republik Soviet itu.

Ukraina mrupakan pemasok utama untuk gas alam Rusia ke Eropa Barat dan pedagang khawatir bahwa konflik bersenjata di wilayah tersebut akan mengganggu pasokan dan menjadikan harga meroket.

"Situasi Ukraina terus memberikan dukungan luas untuk harga minyak dan membatasi kerugian pada saat ada tekanan turun," kata Spooner.
(S004)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014