London (ANTARA News) - Harga minyak kemungkinan besar akan jatuh lebih rendah akibat ketiadaan pemotongan produksi OPEC di tengah melesunya ketegangan geopolitik, kata Centre for GLobal Energy Studies dalam sebuah laporan bulanannya yang diterbitkan Senin. "Pada saat segala sesuatu pada posisi sekarang, penurunan harga lebih jauh adalah mungkin jika OPEC tidak sedemikian rupa mengatur pengurangan produksinya," kata badan riset berpengaruh itu. Minyak mentah tenggelam di bawah 60 dolar Senin, mencapai tingkat terendah mereka sejak awal Maret ketika ketegangan mereda atas Iran dan BP mengatakan pihaknya akan melanjutkan kembali output Prudhoe Bay, ladang minyak terbesar di Amerika Serikat. "Fundamental (pasokan dan permintaan) pasar minyak kini kembali di kursi pengemudi karena ketegangan politik telah mereda," kata CGES yang dikutip AFP. Harga minyak mentah terjerembab sekitar 25 persen sejak mencapai rekor ketinggian di atas 78 dolar awal tahun ini, terutama disebabkan oleh perkiraan akan perlambatan ekonomi AS, kenaikan cadangan AS dan musim angin topan Atlantik yang lemah. Laporan tersebut menambahkan: "Ketegangan di Timur Tengah dan kekawatiran suplai minyak Nigeria adalah instrumental dalam mempertahankan harga menggelegak, namun perdamaian di Lebanon dan Iran yang kurang konfrontatif nampaknya telah bertindak sebagai katalis, meredakan syaraf tegang dan membuka jalan bagi fundamental lemah mengemuka." Harga juga lemah menyusul janji dari 11 negara anggota Organisasi Negara Negara Pengekspor Minyak untuk mempertahankan outputnya tidak berubah. Pada September OPEC memilih sekali lagi untuk mempertahankan kuota outputnya sekitar 28 juta barel per hari, dimana jumlah itu bertahan sejak Juni 2005, dalam sebuah kebijakan yang dirancang untuk mempertahankan agar pasar tersuplai dengan baik untuk mendinginkan harga yang overheating. Supaya OPEC mengurangi produksi, sejumlah faktor diperlukan, menurut laporan CGES tersebut. "Pertama, OPEC harus memiliki ide yang jelas tentang harga yang ingin dipertahankannya: apakah 60 dolar per barel, 50 dolar per barel, atau setingkat di bawahnya? "Kedua, OPEC perlu merasakan suatu perasaan mendesak. "Paling penting, namun, sejumlah anggota OPEC harus siap memikul bersama beban pengurangan, kalau tidak Arab Saudi semestinya harus berjalan sendiri," laporan itu menambahkan. Kartel tersebut telah memompa pada kapasitas hampir penuh dalam upaya mendinginkan pasar minyak yang overheated, namun harga kini terjerembab, mengalihkan perhatian dari bahaya harga tinggi ke resiko penurunan mendadak.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006