Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) menyerukan agar pemerintah bekerja sama dengan swasta maupun BUMN mengintensifkan edukasi penggunaan pupuk yang efisien kepada petani di tanah air agar menghasilkan panen yang menguntungkan mereka.

"Di beberapa negara, antara lain Philipina, pihak swasta (produsen) yang melakukan edukasi efisiensi penggunaan pupuk," kata Ketua Presidium APPI Arifin Tasrif usai seminar "Manajemen Pupuk Berkelanjutan," di Jakarta, Rabu, yang dihadiri Wamentan Rusman Heriawan.

Ia menilai penyuluhan penggunaan pupuk yang efisien sangat penting agar petani bisa menghasilkan panen dengan biaya produksi yang rendah, namun produktivitas tetap tinggi.

Selama ini, diakuinya, masih banyak petani yang boros dalam penggunaan pupuk baik kimia maupun organik.

"Petani juga perlu diedukasi bagaimana menggunakan pupuk untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi. Dari seminar ini, misalnya, kami mendapat pengetahuan bahwa ketika padi tengah bunting justru perlu ditebar unsur N (urea) lagi," kata Arifin.

Selain itu, lanjut dia, petani juga perlu diberi contoh bahwa dengan penggunaan pupuk yang efisien dan berimbang antara penggunaan pupuk kimia-organik, maka hasil panen bisa maksimal, dengan produktivitas lahan yang lebih tinggi dan kualitas padi yang bagus.

"Kami memang memiliki beberapa demplot (percontohan lahan padi), tapi itu masih kurang, perlu diperbanyak," kata Arifin yang juga Dirut PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC).

PIHC yang merupakan induk BUMN pupuk yaitu PT Pupuk Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Sriwijaya Palembang, PT Pupuk Kujang, dan PT Pupuk Iskandar Muda.

Ia juga tertarik dengan pengalaman praktek di India yang memberi bimbingan teknis kepada petani dengan menggunakan teknologi informasi.

"Informasi diberikan melalui telepon selular," katanya.

Namun Arifin mengakui bahwa pihaknya belum siap mengadopsi cara India mengedukasi petani mereka.

"Kami harus menyiapkan panduan dasar mengenai pupuk berimbang dan manajemen nutrisi tanahnya," kata dia.

Ia menegaskan akan memanfaatkan hasil seminar yang merupakan kerja sama dengan International Fertilizer Association (IFA) untuk bahan kajian lebih lanjut guna meningkatkan pendapatan petani di tanah air.

"Tadi kami belajar merencanakan kenaikan pendapatan petani misalnya sekitar Rp1 juta/hektare," katanya.

Sementara itu, Wamentan Rusman Heriawan mengatakan peranan pupuk dalam ketahanan pangan di Indonesia sangat penting.

"Pupuk telah berkontribusi signifikan dalam peningkatan produksi pangan terutama beras," katanya.

Dalam 30 tahun terakhir, lanjut dia, produksi beras nasional naik hampir empat kali lipat dari sekitar 10 juta ton menjadi 38 juta ton saat ini.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014