Jakarta (ANTARA News) - Pelaku pasar modal memprediksikan inflasi bulan September ini diperkirakan akan mengalami peningkatan antara 0,5 hingga 1 persen. Pelaku pasar dari PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, di Jakarta, Selasa, mengatakan menjelang dan awal pelaksanaan bulan Ramadhan telah menyebabkan harga kebutuhan pokok merangkak naik dan ini menjadi faktor utama naiknya angka inflasi. "Naiknya harga kebutuhan pokok akan mendorong inflasi naik paling rendah 0,5 persen, namun tidak mencapai 1 persen," kata Krisna. Keadaan ini merupakan siklus tahunan dan tidak dapat dihindari akibatnya meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia menjelang Puasa dan Hari Raya Idul Fitri. Faktor penyumbang terbesar inflasi ini dari bahan makanan dan sandang. Prediksi inflasi ini lebih tinggi dari perolehan pada Agustus 2006 yang sebesar 0,33 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender (Januari 2006 terhadap Agustus 2006), katanya, tercatat sebesar 3,67 persen dan inflasi YoY (Agustus 2006 terhadap Agustus 2005) tercatat sebesar 14,90 persen. Inflasi bulan sebelumnya mencapai 0,45 persen, dengan inflasi tahun kalender 3,33 persen dan inflasi YoY 15,15 persen. Namun, Krisna optimis target inflasi 8 persen pada akhir tahun dapat teralisasi. Dia menargetkan angka inflasi pada puasa dan hari raya diperkirakan maksimal mencapai 2 persen. (*)

Copyright © ANTARA 2006