Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia masih menunggu klarifikasi dan verifikasi berita mengenai meninggalnya Omar Farouk --Warga Negara Indonesia (WNI) yang diduga terlibat dengan jaringan teroris internasional -- di Irak, Senin lalu. "Deplu baru mendengar informasi meninggalnya Omar Farouk dari sumber terbuka dan kami masih menunggu klarifikasi dan verifikasi mengenai informasi itu," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu-RI), Desra Percaya, dari New York, Selasa dini hari waktu setempat. Menurut Jubir Deplu-RI, saat ini Deplu tengah meminta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amman, Yordania, untuk mencari informasi lebih rinci mengenai peristiwa tersebut mengingat Indonesia tidak lagi memiliki KBRI di Irak. Sementara itu dihubungi di tempat terpisah, Sekertaris Jenderal (Sekjen) Deplu-RI, Imron Cottan, mengatakan bahwa hingga kini belum diketahui kronologis peristiwa itu. "Kita tidak tahu siapa penembaknya, kapan dan dimana, serta apakah betul Omar Farouk," kata Cottan. Cottan berharap agar dalam waktu dekat sudah dapat diperoleh informasi lengkap mengenai peristiwa tersebut. Omar Farouk ditangkap aparat intelijen dan keamanan Indonesia di Kota Bogor 5 Juli 2002, sebelum publik negeri ini dibuat "terkaget-kaget" karena aparat langsung menyerahkannya ke pihak berwenang Amerika Serikat (AS) kendati dia berkewarganegaraan Indonesia. Tak berapa lama kemudian tersiar kabar bahwa Omar Farouk kabur dari penjara "super ketat" yang dijaga tentara AS di Baghram, Afghanistan sejak Juli, namun berita pelariannya itu baru diketahui umum pada November tahun lalu -- sehingga permasalahan Omar Farouk tetap penuh dengan misteri. Sementara itu, menurut kantor berita DPA, Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Inggris di London mengatakan bahwa sebanyak 250 prajurit menyerbu rumah tempat Omar Farouk tinggal di Baghdad, Minggu malam. "Suatu operasi secara hati-hati dilancarkan terhadap seorang pelaku teror yang sudah diketahui. Ketika ia melepaskan tembakan ke arah tentara, ia tewas dalam tembakan balasan," kata jurubicara kementerian itu. Farouk, yang telah dikaitkan dengan serangkaian penculikan dan pembunuhan dan diduga sebagai seorang letnan Osama bin Laden, ditembak ketika ia melawan terhadap penangkapan, kata kementerian itu.

Copyright © ANTARA 2006