Jakarta (ANTARA News) - Perum Bulog tahun ini menyiapkan persediaan beras sebanyak 1,1 juta ton untuk menghadapi bulan puasa maupun hari besar keagamaan nasional seperti Idul Fitri, Lebaran, Natal dan Tahun Baru 2007 yang semuanya diambil dari pengadaan dalam negeri. Dirut Perum Bulog, Widjanarko Puspoyo di Jakarta, Selasa menyatakan, stok beras Bulog tersebut saat ini sudah tersebar di 33 provinsi untuk mencukupi paling sedikit tiga bulan distribusi di wilayah itu sehingga diharapkan para spekulan ataupun pedagang beras tidak mempermainkan harga. "Penyebaran stok itu telah dilakukan untuk mengantisipasi jika terjadi kesulitan distribusi misalnya karena berebutan dengan arus mudik orang, sehingga sudah dipersiapkan jauh-jauh hari," katanya di sela Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI. Menurut dia, meskipun Bulog telah menyiapkan stok sebanyak 1,1 juta ton namun pengadaan beras dari dalam negeri tetap dilaksanakan sebanyak 5.000-6.000 ton per hari sehingga diharapkan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada hari besar keagamaan. Menyinggung kemungkinan menghilangnya beras dari pasaran itu, Widjanarko mengatakan, hal itu merupakan urusan pemda karena sudah otonomi namun demikian jika beras tidak ditemui di lapangan maka harganya akan melonjak dan hal itu akan diikuti permintaan operasi pasar. Dikatakannya, Bulog hanya mengantisipasi melakukan operasi pasar dengan menempatkan beras Bulog di titik-titik rawan yang lebih besar daripada kondisi normal seperti pada saat kalau musim hujan yang biasanya terjadi pada akhir tahun akan ada daerah longsor, tertutup atau karena kepadatan arus mudik sehingga terjadi lalu lintas yang menyulitkan. Sedangkan mengenai para penimbun beras itu, Dirut Perum Bulog menyatakan, pihaknya tidak mengetahu jumlah beras pasar karena Bulog tidak melakukan survey terhadap jumlah pasokan atau stok masyarakat namun hanya mengendalikan stok pemerintah sedangkan yang melakukan survey adalah BPS sehingga lembaga tersebut yang lebih mengetahui adanya pasokan beras di pasar. "Kalau memang ada penimbun beras, untuk mengatasi hal itu merupakan wewenang aparat keamanan seperti kepolisian," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006