Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Herman Prayitno menyebutkan pihaknya masih mengkaji pembelian pesawat latih- tempur buatan Ceko sebagai pengganti pesawat latih- tempur MK-53 buatan Inggris yang telah digunakan TNI AU sejak tahun 1978 lalu. Saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Selasa malam, ia menyebutkan penetapan pilihan TNI AU atas pesawat L-159 buatan Ceko itu akan tergantung pada masa pakai, suku cadang, dan kesesuaian dengan program pengembangan kekuatan TNI AU hingga tahun 2014. "Semua masih kita kaji, apakah pesawat jenis L-159 itu dapat mengganti MK-53 atau pesawat Hawk lainnya yang kita punya saat ini. Jadi belum final," katanya. Markas Besar (Mabes) TNI Angkatan Udara (AU) tengah mengevaluasi dan mengkaji penggantian empat jenis pesawat tempur yang dimilikinya, yakni OV-10 Bronco, Hawk MK-53, F-5 Tiger dan F-16 Fighting Falcon. "Saat ini, kami tengah mengevaluasi dan mengkaji untuk mencari pengganti beberapa pesawat tempur seperti Hawk MK-53, OV-10 Bronco dan F-5 Tiger," ujar Herman. Pesawat MK-53 adalah pesawat serba guna, dan TNI AU sekarang ini memiliki dua skuadron pesawat Hawk 100/200 buatan Inggris yang lebih maju teknologinya. Pesawat OV-Bronco adalah pesawat tempur pendukung serang darat buatan AS, sedang F-5 Tiger juga buatan AS. Selain L-159, kata Kasau, Indonesia tengah mengkaji sejumlah pesawat tempur sebagai pengganti MK-53 itu, di antaranya adalah K-01 dari Korea Selatan dan K-8 dari Cina. Semua itu, masih dikaji mana yang sesuai dengan program pengembangan kekuatan (Probangkuat) TNI AU hingga 2014 dan disesuaikan dengan kemampuan anggaran negara. "Sampai sekarang, kita belum menentukan dari negara mana dan jenis apa yang akan kita pilih untuk mengganti pesawat-pesawat tempur kita yang telah memasuki usia lama," kata Herman. Ia mengatakan, TNI AU juga tengah mencoba mencari alternatif jenis pesawat tempur lain yang memiliki peran dan fungsi dari masing-masing pesawat yang akan diganti tersebut.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006