Jakarta (ANTARA News) - PT Bank BRI Tbk akan membiayai program biodiesel (khususnya perkebunan) sebesar Rp13 triliun yang diperkirakan habis pada semester kedua, setelah semester pertama disalurkan antara Rp6 triliun hingga Rp7 triliun. "Dana program biodiesel ini diperoleh dari total outstanding kredit BRI yang mencapai Rp82 triliun atau sekitar 30 persen total kredit tersebut," kata Direktur BRI Sulaiman Arief Arianto kepada pers di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, BRI mendukung program biodiesel pemerintah yang dinilai sangat bagus dan memiliki prospek yang baik pada masa datang. Meski demikian perseroan tetap memfokuskan perhatian pada usaha kecil dan menengah (UKM) yang merupakan basis utama dari usahanya, katanya. Sebagai salah satu BUMN pemerintah, lanjut Sulaiman, perseroan harus mendukung program pemerintah sehingga upaya mengembangkan biodiesel dapat dicapai dengan cepat. "Kami optimis semua BUMN yang terkait akan turut serta mendukung program tersebut, apalagi pemerintah sangat serius dalam mencanangkan program itu," katanya. Ditanya mengenai BMPK, menurut dia saat ini tidak ada masalah dengan Batas Maksimum Penyaluran Kredit (BMPK), karena tidak ada pelanggaran dari para nasabah, kecuali dengan anak perusahaan atau BRI mempunyai saham dengan perusahaan lain. Meski demikian Loan to Deposite Ratio (LDR atau rasio pinjaman terhadap simpanan pihak ketiga) BRI masih tetap tinggi mencapai 76 persen lebih, ujarnya. Mengenai inflasi, ia mengatakan, laju inflasi bulan September kemungkinan lebih besar dibanding bulan sebelumnya berkaitan dengan kenaikan harga sembilan bahan pokok, namun ia tidak menyebutkan berapa angka inflasi itu. Inflasi bulan ke bulan memang agak tinggi, tapi inflasi year on year diperkirakan akan bisa mencapai angka delapan persen bahkan bisa dibawah angka tersebut, katanya. Kondisi ini, menurut dia, akan tetap mendorong Bank Indonesia (BI) tetap menurunkan BI rate-nya namun berapa turunnya tergantung BI sendiri. Mengenai kartu kredit, menurut dia, BRI saat ini baru mengembangkan kepada pegawai BRI dan nasabah yang pada akhir Juni baru mencapai 26.000 orang dan pada akhir tahun ditargetkan mencapai 50.000 orang. Karena perseroan masih tetap memfokuskan perhatian pada bisnis intinya, katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006