London (ANTARA News) - Bantuan Inggris kepada Pakistan harus diputus kecuali ada bukti dana tersebut membantu menghentikan Islam garis keras, kata satu laporan oleh para anggota DPR Rabu saat Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengunjungi London.

Disiarkan hanya beberapa jam sebelum Sharif akan bertemu dengan timpalannya Perdana Menteri Inggris David Cameron, komite pembangunan internasional DPR yang dikhususkan bagi Pakistan mengeluarkan kecaman itu, lapor AFP.

Pakistan adalah penerima terbesar bantuan bilateral Inggris, dengan Islamabad pada September menerima 446 juta poundsterling (750 juta dolar AS) untuk bantuan tahun ini.

"Itu tidak mungkin sebab pengeluaran itu sangat tinggi jika negara tidak harus menghadapi ekstremisme Islam," kata laporan itu.

"Jika hal ini terjadi, anggaran hanya bisa membenarkan jika ada bukti yang jelas bahwa DFID (Departemen untuk Pembangunan Internasional) mendukung efektif dalam mengurangi ancaman ekstremis.

"Jika tidak, kami sarankan DFID mempertimbangkan mengurangi pengeluaran di Pakistan dan meningkatkan bantuan di negara-negara berpenghasilan rendah."

DPR Inggris juga mengatakan bahwa bantuan tidak boleh ditingkatkan sampai para pemimpin politik Pakistan membayar kejujuran mereka dalam membayar pajak, dan kenaikan pajak secara umum.

Cameron dan Sharif bertemu kemudian untuk menegaskan kembali "ikatan kuat persahabatan dan kemitraan antara Pakistan dan Inggris" dan setuju untuk membuka Perwakilan Komisi Tinggi Inggris baru di kota timur Lahore, kata pemerintah Inggris.

Mereka membahas kerja sama lebih erat di bidang pendidikan, perdagangan dan investasi, serta yang paling penting, pertahanan dan keamanan.

Sebelumnya Sharif mengatakan, Islamabad akan membahas "masalah-masalah kepentingan bersama" dengan Cameron dan menteri-menteri lain selama kunjungan tiga harinya ke London.

Barat semakin prihatin dengan ancaman ekstremisme di Pakistan, dan pihak berwenang sedang melakukan pembicaraan dengan Taliban untuk mencoba mengakhiri pemberontakan selama tujuh tahun itu.

Sejak Taliban mulai operasi kekerasan mereka pada tahun 2007, lebih dari 6.800 orang tewas dalam serangan bom dan serangan senjata di sekitar Pakistan, menurut hitungan AFP.

Negara-negara NATO termasuk Inggris menginginkan Pakistan membantu mengatasi Taliban di negara tetangga Afghanistan pada saat pasukan asing mempersiapkan diri untuk meninggalkan negara itu pada akhir tahun ini.

Itu adalah kunjungan resmi bilateral pertama Sharif ke Inggris sejak pemilu bersejarah Pakistan pada Mei 2013.


Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014