Seoul (ANTARA News) - Unggulan pertama Martina Hingis tersingkir dari Korea Open, Kamis, setelah kalah dari petenis India Sania Mirza pada babak kedua 6-4, 0-6, 4-6. Hanya berselang lima hari sejak petenis nomor delapan dunia itu mengalahkan petenis India berusia 19 tahun di semifinal Kolkata Sunfeast Open, bintang tenis Swiss itu menghadapi perlawanan yang lebih ketat dari Mirza yang meningkatkan permainannya di Seoul Olympic Park. "Ini adalah pertemuan ketiga kami tahun ini dan saya pikir, ini adalah keberuntungan ketiga," kata Mirza yang selalu menebar senyum. "Setiap pertandingan selalu berbeda, begitu pun setiap pekan, kemenangan ini membuktikan hal tersebut." Saat petenis India itu melancarkan stroke untuk menyusul ketertinggalan 0-40 dan memenangi tiga game pembuka, seluruh penonton tampak kecewa. Namun demikian, servis lemah Mirza membuatnya keteteran setelah ia melakukan empat kali double fault. Hingis, yang berjuang untuk mendominasi permainan memperoleh keuntungan dengan kondisi tersebut dan memenangi set pertama 6-4. Pada set kedua, petenis kelahiran Mumbai itu menampilkan permainan yang sama sekali berbeda bahkan mampu mendikte permainan lawannya yang berperingkat jauh lebih tinggi. Ia pun merebut set tersebut tanpa kecolongan satu game pun. Kedua petenis sama-sama ngotot ingin memenangi pertandingan pada set ketiga, tetapi petenis peringkat 59 dunia selalu dapat mengontrol dan mendominasi permainan, dan melesakkan empat pengembalian servis yang sempurna untuk mematahkan servis Hingis tanpa memberi satupun poin. Servis lemah Mirza memberi peluang Hingis untuk merebut game terakhir, tetapi meski unggulan teratas itu berhasil menyelamatkan dua match poin, dewi fortuna tampaknya lebih berpihak ke Mirza. Pada perempatfinal turnamen berhadiah total 145.000 dolar AS, Jumat (29/9), Mirza akan bertemu Virginia Ruano Pascual dari Spanyol yang mengalahkan petenis Indonesia Angelique Widjaja 6-4, 6-3, demikian AFP. "Saya belum pernah bertemu Virginia," kata Mirza. "Tetapi saya tidak ingin terlalu memikirkannya. Saat saya bertemu Martina, saya tidak ingin berpikir terlalu jauh."(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006