Jakarta (ANTARA News) - Kekurangan asupan cairan dalam tubuh atau dehidrasi ternyata dapat mengganggu performa kita saat berolahraga lari.

"Kehilangan cairan tubuh sebanyak 1-2 persen dari berat badan, akan menurunkan performa (saat lari) sampai dengan 10 persen. Penurunan performa ini bisa mencapai 45 persen bila cairan tubuh yang hilang mencapai 2,5 persen," ujar dosen Ilmu Kedokteran Olahraga dari Fakultas Kedokteran UI, dr. Hario Tilarso, SpKO dalam acara yang diselenggarakan salah satu produk minuman isotonik di Jakarta, Rabu.

dr. Hario mengungkapkan, dehidrasi juga dapat menimbulkan efek buruk bagi tubuh, seperti pusing dan mual, lemas, heatstroke, kram dan rhabdomyolysis, hilang kesadaran bahkan kematian.

Menurutnya, 30 menit hingga dua jam sebelum berlari sebaiknya penuhi asupan cairan setidaknya 500-600 mililiter. Kemudian, agar performa saat lari dapat maksimal, penting juga bagi kita mempersiapkan sejumlah hal, seperti latihan rutin (bila akan mengikuti perlombaan lari), asupan makanan dan istirahat yang cukup.

"Meskipun jarak yang ditempuh hanya 10 kilometer, 5 kilometer atau bahkan 25 kilometer, bagi orang yang sudah lama tidak melakukan olahraga, latihan rutin dan menjaga asupan makanan ataupun minuman tidak boleh disepelekan," ungkapnya.

Menurut dr. Hario, sebelum berlari sebaiknya penuhi asupan karbohidrat dengan baik untuk menjadi cadangan tenaga saat berlari. Kemudian, setelah lari kita disarankan untuk minum setidaknya 200 mililiter air atau minimal sama dengan berat badan yang hilang.

Cara mengkurnya ialah, dengan menghitung selisih berat badan sebelum dan sesudah lari. Satu kilogram selisih berat badan, berarti satu liter cairan yang kita perlukan. dr. Hario menambahkan, setelah berlari kita sebaiknya konsumsi minuman dengan suhu dingin agar dapat cepat diserap tubuh.

Sebaliknya, dr. Hario tidak mengajurkan kita mengonsumsi minuman bersuhu panas karena akan lebih lama diserap oleh tubuh.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014