Kami upayakan yang bersangkutan tetap bisa mengikuti ujian akhir sekolah
Jakarta (ANTARA News) - Psikolog anak Wanda Anastasia mengatakan anak pelaku kekerasan yang menyebabkan siswa kelas V di sebuah SD di kawasan Jakarta Timur meninggal dunia mungkin saja mengalami trauma.

"Dia mungkin saja akan mengalami trauma dari pengalaman itu baik akibat rasa bersalah maupun penghukuman publik," kata Wanda Anastasia yang dihubungi di Jakarta, Kamis.

Psikolog dari Klinik Pela 9 itu mengatakan trauma dapat diatasi dengan dukungan dari keluarga. Orang tua dan keluarga yang mendampingi melewati masa-masa sulit dan memberikan dukungan moral, akan membuat trauma dapat diatasi.

"Selain itu, pendampingan dari ahli atau psikolog juga penting untuk mengurangi trauma, membangun pengendalian diri dan kepercayaan diri untuk kembali terjun ke masyarakat," tuturnya.

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombespol Mulyadi Kaharani mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dalam pemeriksaan terduga pelaku kekerasan dan saksi-saksi yang masih berstatus anak-anak.

Terkait dengan terduga pelaku kekerasan yang masih duduk di kelas VI SD dan akan mengikuti ujian akhir sekolah, Mulyadi mengatakan pemeriksaan oleh penyidik tidak akan menghilangkan haknya sebagai siswa.

"Kami upayakan yang bersangkutan tetap bisa mengikuti ujian akhir sekolah," ujarnya.

Publik dikejutkan atas meninggalnya Renggo Kadapi (11), siswa kelas V SD di kawasan Jakarta Timur diduga akibat dianiaya kakak kelasnya, akibat bersenggolan sehingga makanan yang ada di tangan kakak kelasnya itu terjatuh.

Renggo disebutkan sudah meminta maaf dan mengganti makanan yang jatuh itu dengan uang. Namun, diduga masih belum terima atas permintaan maaf dan uang yang diberikan, kakak kelas Renggo kemudian menganiaya dia di dalam kelasnya.

Penganiayaan itu terjadi pada Senin (28/4), saat jam istirahat sekitar pukul 09.00 WIB. Setelah sempat menjalani perawatan oleh dokter dan dibawa ke rumah sakit, Renggo kemudian meninggal pada Minggu (4/5).

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014