Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur hari ini memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) pada 7,5 persen, dan suku bunga "Lending Facility" serta "Deposite Facility" tetap pada 5,75 persen.

"Kebijakan tersebut masih konsisten dengan upaya mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5 persen plus minus satu persen pada 2014 dan empat persen plus minus satu persen pada 2015, serta menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat," kata Gubernur BI Agus Martowardojo dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Bank Indonesia menilai respon kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan pemerintah dapat mengarahkan penyesuaian ekonomi pada triwulan I 2014 dan April 2014 tetap terkendali.

"Hal ini tercermin pada inflasi yang masih berada dalam tren menurun dan defisit transaksi berjalan yang mengecil," ujar Agus.

Permintaan domestik, lanjutnya, juga tetap terkelola dengan baik, meskipun pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2014 menurun dan tercatat lebih rendah dari perkiraan akibat kontraksi pada ekspor riil, terutama komoditas pertambangan.

Agus menambahkan, Bank Indonesia ke depannya akan terus mencermati berbagai risiko, baik dari global maupun domestik, dan menempuh langkah-langkah antisipatif guna memastikan agar stabilitas ekonomi tetap terjaga dan mendukung perbaikan kinerja transaksi berjalan.

"Untuk itu, Bank Indonesia akan senantiasa memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta meningkatkan koordinasi dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan, serta kebijakan untuk memperkuat struktur perekonomian domestik dan pengelolaan Utang Luar Negeri (ULN), khususnya ULN korporasi," kata Agus.

Kebijakan BI mempertahankan suku bunga acuan pada Mei 2014 ini merupakan yang ketujuh kalinya secara berturut-turut sejak November 2013 lalu.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014