California (ANTARA News) - Para ilmuwan untuk pertama kalinya membuat sel hidup yang memiliki enam kode subunit deoxyribonucleic acid (DNA), dan bukan empat label --A, T, C, dan G-- yang selama ini diketahui dalam sejarah kehidupan.

Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature pada Kamis, alfabet penyusun DNA bertambah panjang dengan pembentukan sel hidup yang memiliki dua DNA "asing" dalam blok-blok genomnya.

Hasil penelitian itu merupakan satu langkah ke depan dalam upaya pembentukan sel-sel yang diperlukan untuk pengobatan dan molekul-molekul berguna lainnya.

Riset itu juga meningkatkan peluang bahwa sel-sel suatu saat bisa dibentuk tanpa salah satu dari empat unsur dasar DNA yang ada pada semua makhluk hidup Bumi.

"Apa yang kita punya sekarang adalah sel hidup yang secara harfiah menyimpan lebih banyak informasi genetik," kata Floyd Romesberg, ahli kimia biologi di Scripps Research Institute di La Jolla, California, yang memimpin upaya 15 tahun melakukan penelitian itu, di laman Nature.

Setiap untaian spiral ganda (double helix) DNA punya molekul gula penopang utama dan padanya melekat subunit kimia yang disebut dasar yang terdiri atas adenine (A), thymine (T), cytosine (C) dan guanine (G).

Huruf-huruf itu mewakili kode asam amino yang membangun blok-blok yang menyusun protein. Asam-asam amino itu yang mengikat dua helai DNA bersama, dengan A selalu berikatan dengan T dan sebaliknya serta C berikatan dengan G dan sebaliknya.

Para peneliti dari Scripps Research Institute menambahkan sepasang nukleotida buatan "X" dan "Y" ke dalam kode genetis satu strain bakteri E. Coli.

Bakteri itu ternyata melakukan reproduksi normal dan meneruskan pasangan nukleotida buatan X-Y ke keturunannya.

Kepada New York Times, Romesberg mengatakan penambahan kode genetik memungkinkan para peneliti "menuliskan lebih banyak kata dan menceritakan lebih banyak cerita."

Sekarang para peneliti masih berusaha mencari tahu seberapa lama bakteri itu bisa bertahan dan apakah mungkin menghasilkan satu strain dnegan lebih banyak pasangan X-Y.

Romesberg mengatakan, jika akhirnya strain itu lepas ke lingkungan mungkin tidak akan bisa bertahan lama karena dia perlu makan molekul sintetis untuk replikasi--molekul yang hanya bisa dipasok oleh para ilmuwan.

Artinya dia tidak akan bisa menginfeksi organisme yang sudah ada karena kemungkinan besar akan mati dan faktanya, satu-satunya cara dia bisa tertahan di "alam liar" adalah jika bisa berbalik kembali menjadi DNA dengan empat kode huruf.

Selain itu para peneliti belum bisa menunjukkan apakah bakteri bisa digunakan DNA untuk menghasilkan protein baru sehingga penelitian itu belum akan memberi petunjuk untuk pembuatan vaksin dan obat, demikian seperti dilansir laman The Verge.

Penerjemah: Gilang Galiartha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014