Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, menguat sebesar lima poin menjadi Rp11.517 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.522 per dolar AS.

"Ruang penguatan bagi rupiah memang masih cukup lebar menyusul kondisi fundamental ekonomi Indonesia masih cukup solid, namun beberapa sentimen masih membatasi kenaikan mata uang domestik," ujar Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova.

Ia menambahkan, data ekonomi Tiongkok yang dinilai masih sesuai harapan juga menambah sentimen positif bagi mata uang regional termasuk rupiah.

Ia mengemukakan Tiongkok mencatat produksi industri pada April tumbuh sebesar 8,7 persen, selain itu investasi aset tetap juga meningkat sebesar 17,3 persen dari tahun sebelumnya.

Kendati demikian, menurut Rully Nova, penguatan mata uang rupiah terhadap dolar AS cenderung masih terbatas seiring dengan pelaku pasar uang yang masih menantikan calon pasangan presiden mendatang.

"Kondisi itu yang membuat mata uang rupiah masih bergerak mendatar dalam beberapa hari ini," ujarnya.

Dari AS, lanjut dia, pelaku pasar uang juga sedang mengantisipasi data penjualan ritel AS yang akan diumumkan pada pekan ini.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa ini (13/5), tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp11.525 dibandigkan posisi sebelumnya Rp11.536 per dolar AS.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014