Malang (ANTARA News) - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, memastikan pembebasan lahan untuk proyek jalan ton Malang-Pandaan di wilayahnya tuntas pada 2016.

Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang Sidjaja Saleh Putra, Rabu, mengemukakan sosialisasi kepada warga di dua kelurahan di Kecamatan Kedungkandang yang lahannya dilalui proyek jalan tol Malang-Pandaan sudah dilakukan awal pekan ini (12/5).

"Setelah dilakukan sosialisasi pada warga, kami juga menggandeng tim appraisal independen untuk menaksir harga tanah yang bakal dibebaskan di dua kelurahan, yakni Kelurahan Madyopuro dan Cemorokandang," katanya.

Usai penentuan harga tanah oleh tim appraisal, katanya, Pemkot akan melakukan sosialisasi pada warga lagi dan selanjutnya mulai dilakukan proses pembebasan lahan, sebab pembebasan lahan tersebut ditargetkan tuntas tahun 2016.

Widjaja menjelaskan lahan yang dilalui proyek jalan tol Malang-Pandaan di Kota Malang hanya sepanjang 1,9 kilometer dengan total luas lahan 157,4 meter persegi. Wilayah Madyopuro dan Cemorokandang akan menjadi pintu keluar tol (interchange), sehingga tidak terlalu luas.

Menurut dia, di wilayah Malang raya, lahan Kabupaten Malang yang paling banyak digunakan, yakni sepanjang 19,97 kilometer dengan luas lahan 2.085,5 meter persegi.

Menyinggung titik mana saja di wilayah Kota Malang yang dilalui proyek jalan tol Malang-Pandaan, Widjaja enggan membeberkan, sebab dikhawatirkan akan muncul banyak spekulan atau makelar tanah yang akan menaikkan harga tanah saat proses pembebasan lahan. "Dalam hal ini Pemda punya hak untuk tidak menyebarluaskan, tetapi keputusan mengenai penetapan lokasi sudah kita lakukan," katanya.

Belum lama ini Bupati Malang Rendra Kresna mengingatkan pembangunan jalan tol Malang-Pandaan juga harus memperhatikan saluran (jaringan) irigasi di kawasan lahan persawahan yang terkena proyek tersebut.

"Jaringan irigasi ini harus menjadi fokus perhatian, sebab kalau pembangunan fisik jalan tol sudah dilakukan dan jaringan irigasi terabaikan, dikhawatirkan akan mengancam area pertanian padi yang akhirnya juga mengancam ketahanan pangan di daerah ini," tegas Rendra.

Oleh karena itu, katanya, jaringan irigasi yang nantinya terkena proyek jalan tol Malang-Pandaan ini harus dibangun terlebih dahulu, sebab lahan persawahan di Kabupaten Malang yang terkena proyek tersebut cukup luas.

Selain fokus membenahi jaringan irigasi, kata Rendra, pihaknya juga fokus untuk mencetak lahan persawahan baru, apalagi tahun ini pembebasan lahan segera dilakukan. Apalagi, sejumlah daerah potensi pertanian padi, seperti Singosari, Pakis dan Lawang juga terkena proyek tol Malang-Pandaan tersebut.

"Jangan sampai proyek jalan tol Malang-Pandaan ini mengakibatkan gangguan ketahanan pangan dengan adanya kerusakan saluran irigasi, sebab saluran irigasi di wilayah Kabupaten Malang telah membantu daerah ini surplus beras antara 65 ribu ton hingga 67 ribu ton per tahun," katanya.

Proyek jalan tol Malang-Pandaan sepanjang 28,4 kilometer melintasi tiga wilayah, yakni Kabupaten Malang sepanjang 19,9 kilometer, Kota Malang 1,9 kilometer dan Kabupaten Pasuruan sepanjang 16,6 kilometer. Total lahan yang dibutuhkan seluas 363 hektare.

Jumlah interchange jalan tol tersebut ada lima titik, yakni di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Kecamatan Lawang, Pakis I dan Pakis II di Kabupaten Malang serta Madyoppuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

Menurut rencana, pembangunan jalan tol Malang-Pandaan tersebut mulai digarap tahun ini. Untuk pembebasan lahan diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp293,20 miliar dan anggaran konstruksi jalan sekikar Rp1,4 triliun.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014