Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada pekan depan diperkirakan masih berpeluang untuk terus melanjutkan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Harapan akan turunnya kembali suku bunga (BI-rate) yang akan ditetapkan pada 5 Oktober mendatang masih memberikan peluang IHSG untuk bergerak ke atas pada pekan depan," kata Analis Riset PT BNI Securities, Fitri Murniawati, kepada ANTARA, Minggu. Menurut Fitri, inflasi yang akan diumumkan pada awal pekan depan (2/10) akan dijadikan dasar untuk kebijakan penentuan BI-rate pada Rapat Dewan Gubernur pada 5 Oktober mendatang. "Walaupun inflasi diperkirakan naik sedikit pada awal bulan puasa, kenaikannnya masih dalam kisaran yang diperkirakan," katanya. Jika BI-rate kembali turun, indeks masih ada peluang naik hingga kisaran 1.540, tambahnya. Selama sepekan lalu (25-29 September), IHSG ditutup menguat 23,79 poin ditutup menyentuh level tertinggi sejak Mei lalu di level 1.534,615 dibanding pada penutupan pekan sebelumnya di posisi 1.510,83. Pergerakan indeks selama sepekan lalu terus bergerak positif hingga penutupan. Rata-rata volume perdagangan mencapai 1,164 miliar saham per hari atau turun dibanding pekan sebelumnya yang mencapai 1,308 miliar saham per hari. Nilai transaksi juga mengalami penurunan, yakni Rp1,124 triliun per hari dibanding pekan sebelumnya Rp1,512 triliun per hari. T"urunnya transaksi ini lebih dipengaruhi oleh tidak adanya berita baru yang dapat mendorong perdagangan saham di BEJ," katanya. Namun kenaikan IHSG tersebut hanya mengikuti trend bursa regional yang didorong oleh maraknya transaksi di bursa Wall Street, New York, yang ditutup pada rekor tertinggi sepanjang masa. Dow Jones menguat karena terdorong dengan naiknya data Indeks Keyakinan Konsumen AS selama bulan ini yang lebih dari yang diperkirakan, yakni 104,5 dari revisi 100,2 pada bulan yang lalu. (*)

Copyright © ANTARA 2006