Hanya ada satu pilihan di depan kita, yaitu penyelesaian sengketa secara damai"
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia prihatin atas perkembangan terkini di Laut Tiongkok Selatan dan mendesak Republik Rakyat Tiongkok dan Vietnam untuk menahan diri.

"Indonesia telah secara aktif berkomunikasi dengan semua pihak. Kita akan terus menerus mendesak adanya komunikasi dan sikap saling menahan diri," kata Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa dalam keterangan persnya, Jumat.

Indonesia, kata Marty, terus mengikuti perkembangan terkini di Laut Tiongkok Selatan dengan keprihatinan mendalam.

Indonesia memprihatinkan risiko nyata meningkatnya ketegangan dan miskalkulasi akibat manuver-manuver membahayakan dari kapal-kapal di laut yang telah menyebabkan korban luka dan kerusakan materi, serta protes dan kekerasan yang menyebabkan korban jiwa, korban luka dan kerusakan materi.

Indonesia menyeru Tiongkok dan Vietnam untuk menghormati komitmen-komitmen dalam "Declaration of the Parties in the South China Sea (DOC) dan menghindari langkah-langkah yang dapat menambah ketegangan dan berisiko memperluas konflik.

Indonesia mendesak kedua pihak untuk berkomunikasi guna menstabilkan situasi, termasuk melalui pemanfaatan jalur komunikasi hotline yang telah disediakan sebelumnya.

"Hanya ada satu pilihan di depan kita, yaitu penyelesaian sengketa secara damai," ujar Marty.

Menurut Marty, penggunaan kekerasan, pelanggaran hukum internasional, termasuk Konvensi Hukum Laut PBB dan DOC, tidak memiliki tempat di kawasan.

Sebelumnya, ASEAN mendorong penyelesaian sengketa Laut Tiongkok Selatan melalui cara damai berdasarkan prinsip hukum internasional.

Sekretaris Jenderal ASEAN Le Luong Minh dalam paparan ringkasan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-24 ASEAN di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Jumat, mengatakan pihaknya mendukung penuh penyelesaian sengketa meski diakui situasi konflik terus memanas.

Pewarta: Ageng Wibowo Leksono
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014