Jakarta (ANTARA News) - Kalangan dunia usaha mengharapkan ada segmentasi perbankan nasional untuk membiayai masing-masing sektor usaha, sehingga setiap usaha di Indonesia bisa didukung permodalan yang maksimal. "Kami tidak peduli berapa banyak bank nantinya di Indonesia yang penting ada segmentasi khusus untuk membiayai sektor usaha tertentu," kata Sekjen Asosiasi Industri Keramik Indonesia (ASAKI), Zulfikar Lukman, kepada ANTARA di Jakarta, Minggu. Hal itu dikemukakannya menanggapi rencana untuk mengurangi jumlah bank di Indonesia dari sekitar ratusan bank menjadi sekitar 80 bank pada 2010. Menurut dia, segmentasi bank untuk membiayai sektor usaha tertentu sangat penting guna mengoptimalkan dukungan pembiayaan terhadap sektor tersebut, terutama yang menjadi unggulan dan fokus pemerintah, misalnya perbankan khusus membiayai sektor pertanian. "Percuma kalau banknya banyak, tapi tidak ada segmentasi, sehingga mereka akan bersaing tidak sehat nantinya," ujarnya. Dikatakannya banyaknya jumlah bank pasca-Pakto Oktober 1988 terbukti telah menciptakan persaingan yang tidak sehat dan tidak menjamin struktur perbankan yang kuat, sehingga akhirnya rontok satu per satu ketika menghadapi krisis 1997/1998. Namun juga ia mengkritisi, bila akhirnya kebijakan otoritas moneter ingin merampingkan jumlah bank hanya dengan imbauan saja, maka akan sulit dilakukan, karena bank yang sehat akan berfikir ulang untuk merger dengan bank yang 'sakit'. "Bergabungnya bank yang sehat dan yang sakit hanya mungkin dilakukan jika ada insentif dan ada peraturan yang mendukung ke arah itu. Kalau hanya wacana, memang gampang dibicarakan," ujar Zulfikar. Ia berharap juga ada perangkat dari otoritas moneter untuk menekan biaya bank agar dunia usaha bisa mendapatkan dana murah dari perbankan nasional. Selain itu, untuk mendukung dunia usaha juga perlu suku bunga yang rendah dan bersaing dengan negara lainnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006