Jakarta (ANTARA News) - Mira Agustina, istri aktor teroris Asia Tenggara Umar al Faruq, meminta pemerintah untuk merehabilitasi nama baik suaminya, yang selama ini dituding sebagai tangan kanan Osama bin Laden di kawasan Asia Tenggara dan telah menebar teror di Indonesia selama lima tahun terakhir. "Saya meminta pemerintah untuk merehbilitasi nama baik suami saya yang selama ini dituding sebagai teroris. Padahal, Wakil Kepala Divisi Humas Polri, sudah menyebutkan bahwa Umar al Faruq tidak terkait aksi teroris di Indonesia, seperti bom Bali dan bom Kuningan," katanya, di Kantor Menko Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam), Jakarta, Senin. Mira yang didampingi pengacaranya, Eggy Sudjana mengatakan, untuk itu dirinya meminta pemerintah terutama Polri dan instansi terkait lainnya berkoordinasi satu sama lain untuk mengklarifikasi jati diri sesungguhnya Umar Al Faruq, termasuk tudingan yang menyebutkan pria kelahiran Kuwait itu sebagai agen CIA. Selain meminta pemerintah untuk mengklarifikasi dan merehabilitasi nama baik Al Faruq, Mira juga meminta Pemerintah Indonesia untuk memfasilitasi dirinya melihat langsung jenazah yang diduga sebagai Umar Al Faruq yang tewas saat baku tembak dengan militer Inggris di Irak sepekan silam. "Pemerintah hendaknya memfasilitasi kami untuk melihat langsung untuk mengetahui jenazah yang diduga sebagai Umar Al Faruq. Kami ingin pemerintah untuk dapat membawa kami ke Basra, Irak," kata Mira. Istri Umar Al Faruq, Mira Agustina, hingga kini belum meyakini bahwa suaminya telah tewas dalam sebuah baku tembak dengan militer Inggris di Irak, Minggu (24/9). "Sampai sekarang belum yakin kalau suami saya telah tewas, karena sejak kabar itu muncul, tidak ada bukti gambar resmi bahwa yang tewas adalah dia," katanya. Surat kabar The Washington Post (26/9) menulis, Mayor Charlie Burbridge mengatakan, ia tidak berwenang menjawab identitas Al-Faruq. Hal yang sama dikemukakan pejabat AS di Basra dan Washington kecuali sebagai sumber yang tidak disebut namanya. Omar al-Faruq, warga Desa Cijambu (Bogor), ditangkap di Bogor, 5 Juni 2002. Ia dituduh memalsukan dokumen imigrasi. Beberapa hari kemudian berbagai media internasional memberitakan, Omar al-Faruq, wakil Al Qaeda di Asia Tenggara, berhasil ditangkap aparat intelijen Indonesia. Kemudian diterbangkan langsung dengan pesawat khusus CIA menuju pangkalan militer AS di Baghram, Irak. Berita tersebut segera mengundang gelombang protes dari kalangan DPR, organisasi Islam, dan tokoh masyarakat. Pemerintah dituding tidak becus menjaga martabat bangsa dan kedaulatan negara. Seharusnya Al-Faruq diperiksa dan diadili di Indonesia agar terungkap jaringannya. Unjuk rasa juga silih berganti ke Kedutaan Besar AS di Jakarta. Al-Faruq yang menikah dengan Mira Agustina tahun 1999 dikaruniai dua anak. Kepada tetangganya di Desa Cijambu, ia mengaku lahir di Ambon dan semua keluarganya sudah meninggal. Identitas Al-Faruq sendiri beragam. Sedikitnya ia mempunyai kartu keluarga dan kartu tanda penduduk Kota Ambon, Ujungpandang (sekarang Makassar), Jakarta, dan Bogor. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006