Baghdad (ANTARA News) - Dua serangan bom bunuh diri yang ditujukan pada peziarah Syiah di Baghdad menewaskan sedikitnya 11 orang dan mencederai puluhan lain Kamis meski pasukan keamanan dalam jumlah besar ditempatkan di wilayah itu, kata beberapa pejabat keamanan dan medis Irak.

Serangan-serangan malam hari itu terjadi di Mansur, sebelah barat Baghdad, dan Baab al-Sharji di wilayah tengah, ketika warga Syiah bersiap-siap memperingati kematian tokoh keramat mereka, lapor AFP.

Pemboman di Mansur menewaskan delapan orang dan melukai 26 lain, kata seorang kolonel polisi dan satu sumber medis.

Penyerang memakai abaya atau jubah hitam wanita, tampaknya untuk menghindari perhatian, kata juru bicara keamanan Baghdad, Brigjen Saad Maan.

Serangan bom bunuh diri di Baab al-Sharji menewaskan tiga orang lagi, kata para pejabat.

Peziarah berjalan ke daerah Kadhimiyah di wilayah utara, yang merupakan lokasi makam Imam Musa Kadhim, yang ketujuh dari 12 imam keramat dalam Islam Syiah.

Ritual dua hari yang menandai kematian ulama itu pada 799 Sesudah Masehi akan berpuncak pada Sabtu dan Minggu.

Peziarah Syiah sering menjadi sasaran serangan militan Sunni yang menganggap paham Syiah menyimpang.

Upaya pihak berwenang dalam beberapa bulan ini untuk mengendalikan kekerasan mematikan belum menunjukkan hasil yang berarti sejauh ini.

Lebih dari 700 orang tewas di Irak pada Februari, menurut data yang dihimpun AFP, misi PBB untuk Irak dan pemerintah Irak.

Kekerasan di Irak telah mencapai tingkatan yang belum pernah terlihat sejak 2008, ketika negara itu mulai bangkit dari konflik sektarian mematikan pada 2006-2007 yang merenggut puluhan ribu jiwa.

Sebanyak 1.013 orang -- 795 warga sipil, 122 prajurit dan 96 polisi -- tewas akibat kekerasan di negara itu pada Januari, menurut data resmi yang dihimpun kementerian-kementerian kesehatan, dalam negeri dan pertahanan.

Jumlah kematian pada Januari itu merupakan angka tertinggi yang dikeluarkan kementerian-kementerian itu sejak April 2008, ketika 1.073 orang tewas.

Data korban terkini itu mengkonfirmasi peningkatan kekerasan mematikan di Irak, yang dilanda serangan militan hampir setiap hari dan pengambilalihan sebuah kota penting yang merupakan ambang pintu menuju Baghdad dan daerah-daerah di sebuah kota lain oleh gerilyawan anti-pemerintah.

Tahun lalu merupakan masa paling mematikan di Irak sejak 2008 dimana hampir 9.000 orang tewas, menurut data PBB.

Ketegangan di Irak tinggi tahun ini sejak gerilyawan terkait Al Qaida dan militan Sunni lain menguasai kota Fallujah pada 1 Januari.

Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon menyatakan khawatir atas kekerasan yang terus berlangsung dan mendesak para pemimpin Irak menangani penyebab yang mendasarinya.

Gelombang pemboman dan serangan bunuh diri meningkat di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.

Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014