Jakarta (ANTARA News) - Peralatan trafo arus (current transformer) di Gardu Induk 150 Kilo Volt (KV) Muara Karang pada Senin pukul 18.47 WIB terjadi ledakan, akibatnya kawasan Istana Negara Jakarta mengalami pemadaman. Juru bicara PT PLN (Persero), Muljo Adji, yang dihubungi ANTARA News di Jakarta, Senin malam, mengatakan bahwa penyebab meledaknya trafo yang mengakibatkan pemadaman hingga 235 MW tersebut masih dalam penyelidikan. "Kami mohon maaf atas kejadian kurang menyenangkan ini," katanya. Menurut dia, pemadaman di kawasan Istana dapat segera dipulihkan dalam tempo sekira 10 menit, karena bebannya segera dialihkan ke Gardu Induk (GI) Mangga Besar. Sementara itu, ia mengemukakan, kawasan lain yang juga mengalami pemadaman, seperti Monumen Nasional (Monas), Jalan Merdeka Selatan, Kebon Sirih, Kebon Kacang, Tugu Tani, dan HOS Cokroaminoto diperkirakan baru pulih secara bertahap hingga pukul 21.00 WIB. Muljo Adji menyatakan, akibat ledakan itu, saluran kabel tegangan tinggi antara Muara Karang-Budi Kemuliaan terbuka, sehingga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Karang yang saat itu berbeban 450 MW mati (shutdown). "Beban memang sebagian dapat dipasok dari GI lainnya, termasuk Istana, namun masih ada wilayah yang padam, yaitu daerah yang dipasok GI Budi Kemuliaan sebesar 100 MW, Kebon Sirih 45 MW, dan sebagian Petukangan, serta Duri Kosambi sekitar 90 MW," ujarnya. Pembangkit listrik bisa dipulihkan seiring beroperasinya PLTU dan PLTGU Muara Karang yang secara keseluruhan diperkirakan paling lambat pukul 21.00 WIB, demikian Muljo Adji. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006