Kairo (ANTARA News) - Mesir memasuki masa tenang selama 48 jam mulai Jumat (23/5) tengah malam pukul 00.00 waktu setempat untuk menyongsong pemilihan presiden (Pilpres) yang akan digelar Senin dan Selasa, 26 dan 27 Mei 2014.

Dua calon presiden (capres) yang akan bertarung dalam pilpres tersebut, yaitu Abde Fatah Al Sisi dan Hameen Sabahi itu mengakhiri kampanye mereka pada Jumat.

Para mendukung kedua capres tersebut tampak semarak melakukan konvoi kendaraan yang dihiasi aksesori kampanye berkeliling Kairo dan berbagai kota provinsi.

Di sisi lain, Ikhwanul Muslimin pendukung presiden terguling Mohmed Moursi pada Jumat juga berunjuk rasa di beberapa tempat di Kairo dan sejumlah kota lainnya.

Seorang mahasiswa bernama Omar dilaporkan tewas akibat bentrok dengan aparat keamanan dalam unjuk rasa anti pemerintah di Kota Fayoum, 105 km selatan Kairo pada Jumat.

Unjuk rasa pendukung Moursi itu mengusung tema "Pekan Boikot Pilpres Berdarah".

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Presiden, Abdel Aziz Salman, mengatakan, pihaknya telah merampungkan persiapan pilpres mencakup logistik untuk semua tempat pemungutan suara.

Sebanyak 17 ribu hakim pengadilan dikerahkan ke semua tempat pemungutan suara untuk menjadi pengawas pilpres, kata Salman.

Di samping itu, katanya, sebanyak 182 ribu aparat keamanan dari kepolisian dan militer mengamankan jalannya pilpres.

Pengamat menilai, mantan Panglima Militer Al Sisi akan memenangkan pilpres tersebut.

Perkiraan kemenangan Al Sisi itu tercermin dari hasil pilpres warga Mesir di luar negeri pada pekan lalu yang memberikan 94,5 persen suara kepada Al Sisi.

(M043/A029)

Pewarta: Munawar S Makyanie
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014