Singapura (ANTARA News) - Bapak pendiri negara Singapura, Lee Kuan Yew telah meminta maaf melalui sebuah surat yang dipublikasikan Selasa, atas pernyataan dia sebelumnya bahwa orang-orang China Malaysia sedang "dimarjinalkan secara sistematis". Surat itu, yang dikirimkan Senin (2/10) kepada PM Malaysia Abdullah Badawi, menyusul permintaan Pemerintah Malaysia untuk suatu penjelasan dan permintaan maaf atas pernyataan Lee Kuan Yew tersebut. "Saya menyesal bahwa saya telah membuat ketidaknyamanan besar bagi Anda," kata Lee, seorang negarawan senior dan juga seorang mentor menteri Singapura, seperti dilansir DPA. "Setelah satu dekade hubungan yang sulit dengan orang yang Anda gantikan (maksudnya mantan PM Mahathir Muhammad.red), ini adalah hal terakhir yang saya inginkan." Di sela-sela pertemuan tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) di Singapura, Lee mengatakan bahwa Malaysia dan Indonesia "memiliki masalah dengan orang-orang China." "Mereka orang-orang yang sukses. Mereka pekerja keras, dan karena itu mereka termarjinalisasi secara sistematis," kata dia. "Para negara tetangga itu (Malaysia dan Indonesia.red) menginginkan Singapura `untuk menjadi seperti masyarakat China mereka yang patuh`," kata Lee. Dalam suratnya, Lee mencatat bahwa komentarnya dibuat pada suatu percakapan yang mengalir bebas. Dia mengatakan bahwa dia sedang berbicara kepada hadirin orang-orang Barat yang liberal yang ingin untuk melihat oposisi politik yang lebih kuat di negara kota itu. Pandangannya bahwa Singapura membutuhkan sebuah pemerintahan mayoritas yang kuat untuk memelihara hubungan baik dengan Indonesia dan Malaysia, bukanlah suatu pemerintahan koalisi lemah yang tidak dapat membela kepentingan nasionalnya dengan tepat. "Saya tidak memiliki niat untuk mencampuri urusan politik Anda," demikian tulis Lee dalam suratnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006