Kedua belah pihak saling tuding atas insiden-insiden itu. Tidak ada kapal yang tenggelam, hingga terjadinya insiden pada Senin itu.
Hanoi/Beijing (ANTARA News) - Vietnam dan Tiongkok Selasa saling tuding atas tenggelamnya kapal nelayan Vietnam, tidak jauh dari anjungan minyak yang ditempatkan oleh Tiongkok di Laut China Selatan dan memperburuk ketegangan diantara kedua negara.

Hanoi mengatakan sekitar 40 kapal nelayan Tiongkok mengelilingi kapal Vietnam pada Senin sebelum salah satu menabraknya hingga akhirnya tenggelam.  Sebanyak 10 nelayan yang berada di atas kapal naas itu diselamatkan oleh kapal-kapal nelayan Vietnam lain yang tengah berada di lokasi sama, kata pemerintah dan petugas penjaga pantai.

Sementara kantor berita Tiongkok, Xinhua mengutip sumber pemerintah yang mengatakan kapal itu terbalik setelah "meledek dan bertabrakan dengan" sebuah kapal nelayan Tiongkok.

Sejumlah kapal Vietnam dan Tiongkok, termasuk kapal-kapal penjaga pantai, masih terus berkeliaran di sekitar anjungan itu meski beberapa kali terjadi tabrakan setelah anjungan dipindahkan ke lokasi tersebut. Kedua belah pihak saling tuding atas insiden-insiden itu. Tidak ada kapal yang tenggelam, hingga terjadinya insiden pada Senin itu.

Insiden tersebut terjadi sekitar 17 mil laut dari anjungan 981 Haiyang Shiyou, yang melakukan pengeboran di antara Kepulauan Paracels yang diduduki Tiongkok dengan pantai Vietnam. Tiongkok menyebut kepulauan itu dengan nama Kepulauan Xisha.

"Sebuah kapal Vietnam dari kota Da Nang dengan sengaja dikepung oleh 40 kapal nelayan dari Tiongkok sebelum diserang oleh salah satu kapal itu," kata kepala penjaga pantai Vietnam, Nguyen Quang Dam kepada Reuters.

Xinhua menyebutkan: "Kru kapal diselamatkan setelah kapal mereka memepet sebuah kapal nelayan dari Kota Dongfang di provinsi sebelah selatan Tiongkok, Hainan dan kemudian terbalik di perairan dekat Kepulauan Xisha milik Tiongkok."

Vietnam mengatakan anjungan minyak tersebut berada dalam zona ekonomi ekslusif 200 mil laut dan di atas beting kontinental Vietnam. Sementara Tiongkok bersikeras bahwa anjungan itu berada di dalam wilayah perairannya.



Pengeboran pertama selesai

Pada Selasa, operator anjungan minyak China Oilfield Services Ltd (COSL) mengatakan anjungan itu telah menyelesaikan babak pertama pengeboran dan berpindah ke lokasi lain di kawasan tersebut.

Dalam pernyataannya, COSL mengatakan eksplorasi masih akan dilakukan di Kepulauan Xisha, sehingga anjungan tidak akan dipindahkan jauh dari lokasi sebelumnya. Anjungan tersebut berhasil menyelesaikan fase pertama dengan lancar, kata COSL yang merupakan perusahaan di bawah China National Offshore Oil Company (CNOOC) Group yang memiliki anjungan senilai 1 miliar dolar AS itu.

COSL mengatakan telah mendapatkan data geologi yang relevan dari eksplorasi itu, namun tidak memberikan rincian ataupun menyebutkan lokasi anjungan saat ini. Baik pejabat COSL maupun CNOOC Group yang merupakan induk dari CNOOC Ltd tidak bisa dihubungi untuk konfirmasi.

Saluran televisi Vietnam pada Senin mengatakan wartawan yang berada di dekat lokasi melihat anjungan itu berpindah tidak disebutkan seberapa jauh dipindahkan.

Senada dengan pernyataan sebelumnya, COSL mengatakan bahwa pengeboran berjalan sesuai rencana dan akan selesai pada pertengahan Agustus.

Anjungan itu berlokasi sekitar 240 km dari pantai Vietnam dan 330 km dari pantai selatan pulau Hainan, Tiongkok. Demikian diberitakan Reuters.

(S022)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014