Temanggung (ANTARA News) - Seorang penambang pasir warga Dusun Sengganen, Desa Campursari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Sutaryo (56), tewas tertimbun longsor di kawasan penambangan Liyangan, Desa Purbosari, Rabu.

Kejadian bermula sekitar pukul 06.00 WIB, Sutaryo bersama istrinya tiba di kawasan galian golongan C di lereng Gunung Sindoro. Korban yang biasanya berangkat pukul 08.00 WIB, tersebut langsung menggali pasir dan batu di lokasi penambangan.

Kawasan penambangan Liyangan merupakan tempat ditemukannya Situs Liyangan yang diduga peninggalan Zaman Mataram Kuno.

"Setelah melakukan penggalian, sekitar pukul 06.30 WIB tebing di atasnya tiba-tiba longsor," kata seorang saksi mata Pramono (57) warga Dusun Liyangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo.

Ia mengatakan, tebing setinggi 13 meter lebih di bagian luar situs ambruk dan menimpa tubuh Sutaryo. Tumpukan batu dan pasir membenamkan tubuhnya cukup dalam. Istri korban yang berada tidak jauh dari lokasi langsung shock.

Ia menuturkan, tebalnya tumpukan pasir dan batu yang menimpa tubuh Sutaryo menyulitkan warga mengevakuasinya. Penggalian untuk menemukan korban membutuhkan waktu cukup lama. Warga juga langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ngadirejo.

"Kami telah mendapatkan laporan tersebut dan langsung menuju lokasi," kata Kapolsek Ngadirejo, AKP Marino.

Ia menjelaskan, setelah berhasil mengangkat tubuh korban dari timbunan longsoran, pihaknya bersama warga kemudian membawa jenazah korban ke Puskesmas Ngadirejo untuk dilakukan visum. Berdasarkan hasil visum, korban diduga tewas setelah kesulitan bernafas di dalam timbunan pasir.

Hasil visum luar menunjukkan korban menderita luka sobek di kaki kanan selebar tujuh centimeter dan dibetis kiri sepanjang 11 centimeter. Korban juga menderita luka memar pada bagian punggung dan luka-luka pada bagian kepala.

"Setelah divisum, korban dibawa pulang keluarganya. Kejadian ini murni kecelakaan," katanya.

Ia mengatakan, untuk mengamankan lokasi petugas telah memasang garis polisi di sekitar lokasi kejadian.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014