Banda Aceh (ANTARA News) - Pengurus DPD Organda Provinsi NAD kembali mengingatkan para pemakai ruas jalan trans Sumatera untuk meningkatkan kewaspadaan saat melintasi wilayah Aceh Timur karena di daerah itu rawan gangguan kriminal. "Kami menganjurkan agar para sopir lebih berhati-hati pada saat memasuki wilayah Aceh Timur, terutama ketika berada antara Pereulak dan Idi," kata Ketua DPD Organda NAD, HM Syukur, kepada ANTARA di Banda Aceh, Selasa. Modus operandi para pelaku kriminal selama ini, antara lain mereka menghentikan armada bus menyamar sebagai penumpang, namun setelah berada dalam kendaraan mereka melakukan aksinya dengan menggunakan celurit dan golok. "Sasaran mereka bukan hanya penumpang, para tetapi sopir dan awak bus juga tidak luput dari ancaman para pelaku kriminal jalanan itu," katanya. Para pelaku kriminal yang sering beroperasi pada malam hari itu jumlahnya lebih dari tiga orang, sehingga para pemakai jalan raya trans Sumatera, baik dari arah Aceh menuju Sumatera Utara atau sebeliknya perlu meningkatkan kewaspadaan. "Akhir-akhir ini sudah sering terjadi, kasus baru menimpa awal bis CV Pelangi dalam perjalanan dari Medan menuju Banda Aceh, Sabtu (30/9) malam," tambah Syukur. Dalam kasus tersebut, sebanyak 15 unit HP milik penumpang bus Pelangi serta barang berharga lainnya, termasuk uang supir dan awak bis tersebut ikut dijarah, setelah itu bis dan penumpangnya diizinkan melanjutkan perjalanan ke Banda Aceh. "Kasus pelemparan kaca bis dan perampokkan barang berharga milik penumpang itu terjadi diduga sebagai akibat lemahnya pengamanan dari aparat kepolisian," tambah Syukur. Menanggapi keluhan para pemakai jasa angkutan darat itu, Syukur mengharapkan kepada aparat kepolisian dapat bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengusut serta menindak tegas jaringan pelaku kriminal jalanan ini. Ironis, kata Syukur, aksi kriminal jalanan itu sudah berlangsung beberapa bulan lalu, namun sampai saat ini aparat kepolisian di Aceh Timur belum mampu menggulung sindikatnya, sementara para pemakai ruas jalan raya selalu dihantui kecemasan. "Saya minta, aparat kepolian mampu mengusutnya secara tuntas, termasuk kemungkinan adanya keterkaitan awak bis dengan jaringan pelaku kriminal jalanan itu agar citra perusahaan angkutan umum di Aceh tetap terpelihara baik," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006