Kalau dia pengurus harian, seperti wakil ketua dan menjadi tim sukses salah satu pasangan calon presiden, maka harus nonaktif. Sedangkan Ketua Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziyah tidak boleh terlibat politik praktis,"
Jember (ANTARA News) - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Moh. Hasan Mutawakkil Alallah meminta para pengurus harian NU yang terlibat politik praktis dalam Pemilu Presiden 2014 harus nonaktif dari jabatannya.

"Kalau dia pengurus harian, seperti wakil ketua dan menjadi tim sukses salah satu pasangan calon presiden, maka harus nonaktif. Sedangkan Ketua Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziyah tidak boleh terlibat politik praktis," tuturnya usai menghadiri acara silaturahmi PWNU Jatim bersama PCNU Jember, PCNU Kencong, dan PCNU Lumajang di Pondok Pesantren Nurul Islam, Kabupaten Jember, Sabtu.

Menurut dia, secara kelembagaan NU bersikap netral dan tidak akan berpihak kepada salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden baik Joko Widodo-Jusuf Kalla maupun Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang akan maju dalam Pilpres 9 Juli 2014.

"Secara organisasi, NU tidak boleh terlibat politik praktis karena organisasi sosial kemasyarakatan Ahlus Sunnah Wal Jamaah akan berbicara langkah untuk kepentingan politik kebangsaan, jadi untuk kepentingan bangsa, bukan untuk partisipan," paparnya.

Ia mengimbau kepada seluruh warga nahdliyin untuk menyalurkan hak pilihnya sesuai dengan pilihan masing-masing di tempat pemungutan suara (TPS) setempat pada saat pemungutan suara pilpres mendatang.

"Saya minta warga nahdliyin tidak menjadi golongan putih (golput) karena satu suara sangat menentukan pemimpin bangsa lima tahun ke depan," ucapnya.

Ia berharap pilpres akan melahirkan pemimpin yang peduli terhadap umat dan memiliki komitmen yang kuat untuk menyejahterahkan masyarakat, sehingga warga NU harus berpartisipasi untuk menyalurkan hak pilihnya pada 9 Juli 2014.

Sementara Sekretaris PCNU Jember Misbahus Salam mengatakan secara kelembagaan NU tidak memihak salah satu pasangan capres-cawapres, namun sejauh ini belum ada pengurus harian NU yang menjadi tim sukses salah satu pasangan calon.

"Tidak ada yang menjadi tim sukses, namun warga nahdliyin sudah memiliki pilihan untuk menentukan siapa capres-cawapres yang akan dipilih pada Pilpres mendatang dan tentunya pemimpin yang peduli terhadap warga NU," ujarnya.

Pemilu Presiden yang digelar 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

(KR-ZUM/C004)

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014