Peringkat satu dunia yang merupakan juara Roland Garros delapan kali itu tidak kehilangan satu break point pun pada pertandingan berat sebelah di lapangan Philippe Chatrier tersebut di mana ia menaklukkan unggulan ketujuh asal Inggris Raya itu dengan forehand.
Murray, yang bernafsu untuk menjadi petenis putra Inggris Raya pertama yang mencapai final di Paris sejak tenis menjadi profesional pada 1968, tidak pernah menciptakan ancaman dengan melakukan terlalu banyak unforced error dengan pukulan-pukulan forehand-nya.
Unggulan teratas itu menuntaskan pertandingan pada match point pertamanya dengan smash saat Murray melepaskan serve, demikian Reuters.
(H-RF/D011)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014
