Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin pagi menguat, naik 63 poin menjadi Rp11.774 per dolar AS dari posisi terakhir sebelumnya di Rp11.837 per dolar AS.

"Pemangkasan suku bunga bank sentral Eropa masih direspons positif oleh pelaku pasar, kondisi itu dapat mendorong investor mengalihkan investasinya ke negara berkembang, termasuk Indonesia," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada.

Menurut dia, pemangkasan suku bunga acuan European Central Bank akan mempengaruhi strategi atau arah investor yang memberikan imbal hasil yang lebih tinggi.

"Potensi penguatan mata uang domestik masih terbuka meski cenderung terbatas karena secara fundamental pergerakan rupiah masih dibayangi sentimen defisit neraca keuangan Indonesia," katanya.

Sementara Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan bahwa peningkatan surplus neraca perdagangan Tiongkok cukup melegakan investor. Kondisi perekonomian mitra dagang utama Indonesia tersebut menjadi salah satu penopang penguatan rupiah.

Namun, ia menjelaskan, para investor juga mewaspadai proyeksi perekonomian Indonesia dalam pertemuan kebijakan moneter Bank Indonesia pada 12 Juni mendatang.

Selain itu, ia menambahkan, potensi penguatan rupiah masih terbatas mengingat pasar juga terlihat berhati-hati mengambil langkah selama masa kampanye sampai pemilihan umum presiden dan wakil presiden 9 Juli mendatang.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014