Itu terlihat beberapa kasus dan pernyataan Gumay. Apalagi adiknya jadi anggota DPR RI dari Gerindtra DPR RI"
Jakarta (ANTARA News) - Tim Jokowi-JK meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberikan pernyataan menyejukkan dan netral terhadap pasangan capres-cawapres yang akan bertarung pada Pemilihan Presiden 9 Juli mendatang.

"KPU bicara yang normatif, prosedural, administratif. Jangan membuat statement yang bersayap karena ini berbahaya. Pernyataan bersayap dan politis itu menunjukkan sikap yang tidak independen," kata anggota Tim Sukses Jokowi-JK, Aria Bima di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin menanggapi pernyataan salah seorang komisioner KPU Ferry Kurnia.

Ia menyebutkan, konstitusi mengamanatkan Pemilu Presiden harus memenuhi 2 aspek, yaitu aspek dominasi dan aspek representasi.

Menurut aspek dominasi, salah satu pasangan harus memperoleh lebih dari 50 persen suara pemilih, sedangkan aspek representasi harus memperoleh minimal 20 persen suara pemilih di 18 provinsi.

"Pernyataan (Pilpres akan satu putaran) itu sudah bernada berpihak ke salah satu pasangan. Itu tidak baik," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI itu.

Ia menambahkan, anggota KPU lain Hadar Gumay juga sudah tidak bersikap netral sama sekali.

"Ternyata Hadar Gumay sudah tidak lagi netral. Itu terlihat beberapa kasus dan pernyataan Gumay. Apalagi adiknya jadi anggota DPR RI dari Gerindtra DPR RI," kata Aria Bima.

Ferry Kurnia mengatakan, seyogianya pemilu memang hanya satu putaran.

"Terkait penentuan calon, kita kan memakai sistem dua putaran. Nah, asumsinya lebih dari dua, nah sekarang hanya dua pasang calon. Penentuannya lebih 50 persen dan setengah jumlah provinsi, ini akan dibicarakan lebih (lanjut) lagi. Kalau (menurut) saya, yang sudah terbanyak (jumlah suara) ya itu yang menang," kata dia Jumat pekan lalu.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014