Dhaka (ANTARA News) - Pemerintah di Bangladesh barat pada Selasa memohon kepada para penggemar sepak bola untuk menurunkan ribuan bendera Brazil dan Argentina dari atap-atap rumah mereka ketika demam Piala Dunia merasuki negara penggemar kriket tersebut.

Menjelang dimulainya pesta sepak bola terbesar itu di Brazil, banyak kota Bangladesh yang menjadi lautan kuning-hijau atau biru-putih, yang merupakan refleksi dukungan besar mereka terhadap raksasa-raksasa Amerika Selatan.

Namun Mustafizur Rahman, administrator pemerintah di distrik Jessore, yang dihuni 2,7 juta orang, mengatakan besarnya dukungan untuk dua tim favorit di turnamen itu sebagai tindakan yang tidak menghargai bendera Bangladesh.

"Dengan Piala Dunia yang akan dimulai sebentar lagi, kami telah menjadi negara Argentina dan Brazil. Dimana-mana Anda melihat bendera Argentina dan Brazil hampir di seluruh atap (rumah)," ucapnya kepada AFP.

"Kami tidak memusingkan orang-orang yang mengenakan kostum tim-tim favorit mereka atau menggunakan papan iklan atau spanduk-spanduk. Namun terlihat tidak bagus ketika bendera-bendera negara asing berkibar di atap-atap (rumah) Anda."

Permintaan untuk menurunkan bendera-bendera itu telah dirilis melalui surat-surat kabar, sedangkan pemerintah lokal berkeliling di sekitar desa-desa di area-area yang dikontrol dengan permintaan serupa, tambah Rahman.

Meski warga Bangladesh lebih dikenal sebagai penggemar kriket, pertandingan-pertandingan sepak bola tetap dapat menarik banyak penonton.

Bangladesh menghabiskan empat juta dolar untuk uang tampil saat mereka menjadi tuan rumah pertandingan persahabatan antara Argentina yang diperkuat Lionel Messi dan Nigeria pada September 2011.

Meski tidak pernah lolos ke Piala Dunia, negara Asia Selatan itu pertama kali membangun obsesinya terhadap Brazil dan Argentina pada 1982 ketika televisi mulai menyiarkan pertandingan-pertandingan turnamen itu ke seluruh penjuru Bangladesh.

Pada Piala Dunia 2010, ketika masalah listrik menghantam siaran televisi, kerusuhan meluap dan pabrik-pabrik diperintahkan untuk tutup, untuk menghindari mati listrik total.

(Uu.H-RF/D011)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014